Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Adakah Pengaruh Piala Dunia 2022 terhadap Pasar Modal Indonesia dan Anjloknya Saham GoTo?

8 Desember 2022   17:39 Diperbarui: 8 Desember 2022   19:16 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Piala Dunia 20222 di Qatar mulai Jumat (09/12/22) malam besok memasuki babak perempat final. Unggulan utama Timnas Brasil akan berhadapan dengan Runner-Up Piala Dunia 2018 Kroasia, menjadi laga pembuka babak 8 besar.

Hingga selesai babak perdelapan final, Rabu (07/12/22) kemarin, jika ditinjau dari sisi Pasar Modal belum terlihat ada pengaruh signifikan event bola paling akbar 4 tahunan terhadap perdagangan saham secara keseluruhan di Pasar Modal Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI).

Paling tidak itu tergambar dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), volume transaksi, dan nilai transaksi dalam 2 minggu terakhir.

Sehari setelah Piala Dunia 2022 dimulai 20 November 2022, menurut data statistik Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), IHSG bertengger di angka 7.107 bergerak naik turun direntang yang tak terlalu lebar, meskipun terlihat trennya dalam sepekan terakhir menunjukan penurunan,itu pun tak terkonfirmasi karena pengaruh Piala Dunia 2022, tapi lebih pada faktor sentimen pasar saja.

Rata-rata IHSG di minggu ke-4 bulan November berada di level 7.058, turun sebesar -3,92 persen, dibandingkan periode sebelumnya. Sedangkan rata-rata volume saham yang diperdagangkan per hari mencapai 25 milyar helai saham dengan nilai rata-rata transaksi harian sebesar Rp.14,85 triliun.

Dengan gambaran transaksi seperti itu, artinya Piala Dunia 2022 hingga saat ini masih belum terlihat berpengaruh terhadap Pasar Modal Indonesia.

Lantaran dalam 6 bulan terakhir, rata-rata transaksi baik secara nilai dan volume-nya, tak jauh berbeda dengan angka pada minggu pertama Piala Dunia 2022 berlangsung.

Apalagi jika kemudian gelaran Piala Dunia 2022 dihubungkan dengan anjloknya saham perusahaan teknologi GoTo yang berlangsung secara konsisten dalam beberapa hari belakangan, bahkan dalam setiap penurunannya mereka selalu mentok menyentuh batasan Auto Reject Bawah (ARB). 

Hanya saja, kebetulan rangkaian penurunan saham GoTo berbarengan dengan kick-off Piala Dunia Qatar 2022.

Hingga penutupan perdagangan hari ini, Kamis (08/12/22) harga saham GoTo Rp.100 per helai saham, turun lagi sebesar 6,54 persen dari hari sebelumnya Rp.107 per helai saham

Jika dibandingkan dengan harga saham GoTo saat diperdagangan di pasar perdana (IPO) yang sebesar Rp.388 per helai saham, maka nilai saham GoTo telah tergerus lebih dari 70 persen.

Artinya pemilik saham GoTo kini telah kehilangan lebih dari 70 persen modal yang telah ditanamkannya di saham perusahaan teknologi hasil merger Gojek dan Tokopedia tersebut.

Dengan terus amblasnya harga saham GoTo, maka nilai kapitalisasi saham tersebut pun ikut jeblok, per hari ini, market caps GoTo tinggal Rp.118,44 triliun, terjun bebas dibanding saat IPO yang kapitalisasinya sebesar Rp. 400 triliun.

Mengenai penyebab anjloknya saham GoTo, dalam paparan publik yang saya saksikan lewat channel Youtube Tokopedia hari ini Kamis (09/12/22) sore, Presiden Direktur GoTo, Patrick Tao menjelaskan dengan berakhirnya masa penguncian atau lock-up saham pada akhir November lalu, terjadi kenaikan jumlah saham yang beredar secara signifikan di pasar. Oleh sebab itu maka volume transaksi saham GoTo pun meningkat tajam. 

Sebagai tambahan informasi, lock-up atau penguncian saham adalah kondisi di mana pemegang saham atau investor dengan kategori tertentu tak dizinkan menjual sahamnya dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

Tujuannya, adalah untuk mencegah naik-turunnya atau volatilitas harga saham secara berlebihan dan membanjiri pasar, dengan saham-saham tambahan perusahaan yang bersangkutan.

Dalam aturan OJK, POJK 22/POJK.04/2021 lock-up saham dapat dilakukan paling lama 8 bulan, dengan demikian maka dihitung dari masa awal lock up saham GoTo, maka gembok saham GoTo dibuka mulai I Desember 2022.

Kembali lagi ke penyebab anjloknya saham GoTo, Patrick memaparkan bahwa faktor kondisi makro ekonomi yang kini dihadapi dunia usaha menjadi salah satunya, selain kondisi pasar modal, kompetisi, serta kinerja perusahaan yang kini tengah dalam masa penyesuaian dalam rangka mengakselerasi profitabilitas perusahaan rintisan berpredikat decacorn itu.

Dalam laporan Keuangan yang dilansir perseroraan, hingga kuartal III 2022, GoTo masih menanggung kerugian bersih sebesar Rp. 3,7 triliun seperti dipaparkan dalam publik expose tersebut, meskipun membukukan total nilai transaksi sebesar Rp. 161 triliun, nail 33 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain faktor fundamental tadi, penurunan harga saham juga disebabkan sejumlah faktor teknis, di antaranya investor awal yang masuk di saat harga saham GoTo  lebih rendah, ingin merealisasikan keuntungannya.

Dengan berakhirnya masa  lock up tadi, maka kesempatan itu dipergunakan oleh mereka untuk menjual sahamnya demi kebutuhan likuiditas di akhir tahun atau jangan-jangan akan digunakan untuk bertaruh di Piala Dunia Qatar 2022 yang sudah memasuki babak perempat final.

We never know... bisa saja terjadi, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun