Mungkin karena itu lah, Pemerintah dalam hal ini Presiden Republik Indonesia melakukan cara yang lebih cerdik meski terkesan short cut dengan langsung berhubungan dengan Federasi sepakbola dunia, FIFA.
Jokowi langsung menghubungi Presiden FIFA melalui sambungan telepon dan berkirim surat serta mengutus Erick Thohir yang memiliki jaringan sepakbola internasional yang cukup luas untuk menemuinya di Qatar.
Hasilnya, Â Jumat (07/10/22) malam melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi mengkonfirmasi bahwa FIFA telah membalas surat yang dilayangkan Pemerintah Indonesia kepada FIFA.
Dalam surat balasannya tersebut seperti diungkapkan Jokowi, FIFA memastikan tak akan memberikan sanksi apapun  atas tragedi Kanjuruhan terhadap Indonesia.
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menyebutkan bahwa FIFA akan membantu secara penuh reformasi tata kelola sepakbola Indonesia.
"FIFA bersama-sama Pemerintah akan membentuk tim transformasi sepakbola Indonesia dan FIFA akan berkantor di Indonesia selama proses-proses tersebut"ungkap Jokowi.
Bahkan ia menambahkan, bahwa Presiden FIFA akan segera datang ke Indonesia pada bulan ini atau bulan November mendatang untuk berdiskusi dengan Pemerintah.
Dalam pengumuman tersebut tak satu pun kata "PSSI" yang keluar dari mulut Jokowi. Padahal lazimnya urusan sepakbola Indonesia, ya harus berhubungan dengan PSSI.
Hal ini, Â sangat mungkin dapat diartikan bahwa FIFA Â dan Pemerintah tak akan melibatkan pengurus PSSI saat ini, dalam urusan transformasi sepakbola Indonesia tersebut.
Meskipun kita belum tahu pasti juga apakah tim transformasi yang nantinya akan dikreasi oleh FIFA dan Pemerintah Indonesia ini akan serta merta membubarkan PSSI Â atau hanya tak melibatkan Kepengurusan PSSI.
Andai demikian, asumsinya kepengurusan PSSI di bawah kepemimpinan Iwan Bule sudah tak dianggap ada lagi baik oleh FIFA maupun Pemerintah.