Mungkin, narasi di atas agak familiar dengan guliran isu perpanjangan masa jabatan Presiden di Indonesia belakangan.
Meskipun saat ini di Indonesia  baru pada tahap orang-orang dekat Jokowi menggencarkan isu tersebut, semacam testing the water.
Yang berbeda Jokowi agaknya masih belum yakin benar untuk menerima wacana perpanjangan masa jabatannya dengan alasan konstitusi di Indonesia tak mengatakan seperti itu.
Bahkan sebenarnya Jokowi telah berkali-kali menolak kemungkinan perpanjangan masa jabatannya.
Entah, jika perubahan amandemen kemudian ditindak lanjuti oleh parlemen. Lain cerita apabila Jokowi dengan tegas dan lugas menolak kemungkinan perpanjangan masa jabatannya.
Untungnya lagi mayoritas anggota parlemen termasuk dari partai pemerintah dan  pengusung presiden Jokowi masih menolak  perpanjangan masa jabatan dengan skema penundaan pemilu maupun kemungkinan dipilih lagi menjadi 3 periode.
Apalagi secara politik pun, ekosistem demokrasi di Indonesia berbeda dengan Rusia yang cenderung otoriter di bawah kepemimpinan Putin.
Kendati demikian, ada baiknya Jokowi secara tegas dan lugas menyatakan diri tak bersedia lagi untuk memperpanjang masa jabatannya dengan alasan apapun.
Saya masih menyisakan kepercayaan, bahwa Jokowi tidak akan seperti Putin yang ingin teris menerus menggenggam kekuasaan.
