Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menakar Peluang Politik Anies Baswedan, Setelah Tak Menjadi Gubernur DKI Oktober Tahun Ini

7 Januari 2022   11:31 Diperbarui: 7 Januari 2022   11:33 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun telah beringsut, 2022 tiba meninggalkan 2021, tak terasa masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah mendekati akhir.

Masa jabatan Anies sebagai Gubernur DKI akan habis dalam hitungan 10 bulan ke depan, 16 Oktober tahun ini. Posisinya bakal digantikan oleh pelaksana tugas karena Pilkada DKI baru akan diselenggarakan pada tahun 2024 berbarengan dengan pemilihan presiden dan pemilu legislatif.

Anies Baswedan yang saat itu berpasangan dengan Sandiaga Uno dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI di Istana Negara pada 16 Oktober 2017, setelah memenangkan pertarungan Pilkada DKI yang penuh drama.

Dalam perkembangannya, setelah memimpin Jakarta beberapa pihak terutama dari kalangan eks pendukung Prabowo dalam Pilpres 2019, Anies Baswedan digadang-gadang bakal menuju perebutan kursi RI 1.

Anies sendiri terlihat aware terkait usungan itu dan sepertinya ia pun memiliki ambisi untuk menuntaskan karir politiknya kejenjang yang paling tinggi pada pilpres 2024 kelak.

Kondisi ini di dukung dengan hasil survei yang dilakukan oleh sejumlah lembaga penelitian politik, yang menunjukan bahwa elektabilitas Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden di pilpres 2024 sangat kuat, paling tidak dalam satu tahun belakangan.

Anies Baswedan bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan "calon presiden petahana" Prabowo Subianto selalu berada di tiga besar elektabilitas tertinggi di lingkaran hasil survei semua lembaga penelitian politik di negeri ini.

Bisa dipahami, nama Anies  bisa mencuat selain menjadi satu-satunya harapan "oposisi" untuk menduduki jabatan presiden  juga lantaran ia memiliki panggung politik yang cukup moncer, yakni menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Pertanyaannya kemudian apakah setelah 16 Oktober 2022, saat dirinya tak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI, elektabilitas Anies sebagai bakal calon presiden akan tetap bersinar seperti saat ini atau terjun bebas?

Menurut Adi Prayitno Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, seperti dilansir Kontan.c0.id, Posisi politik Anies menjadi kandidat calon presiden dalam pilpres 2024 akan menjadi sangat berat, bahkan jika digabungkan dengan rintangan-rintangan lainnya, peluang Anies Baswedan menjadi capres saja gelap gulita.

"Saya kira pencapresan Anies tahun 2024 itu gelap gulita. Karena selama 2022-2024, dua tahun itu panjang sekali dan pasti dua tahun itu sudah banyak yang muncul figur-figur baru dan idola-idola lain, baik itu menteri ataupun dari Plt yang bakal ditunjuk nantinya," ungkap Adi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun