Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Garuda Indonesia Airways akan Dipertahankan Pemerintah Berapa pun Ongkosnya?

5 November 2021   15:19 Diperbarui: 5 November 2021   15:37 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintah Jokowi sepertinya bakal mempertahankan keberadaan maskapai penerbangan Flag Carrier Garuda Indonesian Airways at any cost, ditengah turbulensi utang yang menggunung.

Saat ini Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama manajemen Garuda sedang berupaya keras untuk menyelamatkan maskapai penerbangan yang didirikan pada tahun 1949 ini.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan manajemen Garuda adalah menyelesaikan masalah keuangan baik di pengadilan maupun di luar pengadilan.

Menurut Menteri BUMN Erick Thohir seperti dilansir sejumlah media, Garuda memiliki utang US$ 7 miliar atau senilai Rp. 100,2 triliun yang saat ini tengah dilakukan upaya restrukturisasi utang , selain itu pemerintah juga tengah berusaha membuka opsi lain untuk membantu memulihkan kondisi Garuda.

"Upaya restrukturisasi terus berjalan. Negosiasi utang-utang Garuda yang mencapai US$7 miliar karena leasing cost termahal yang mencapai 26 persen dan juga korupsi lagi dinegosiasikan dengan para lessor," urainya seperti dilansir Bisnis.com, Jumat (05/11/21)

Selain renegosiasi dan restrukturisasi utang, salah satu opsi yang dipilih oleh Pemerintah untuk menyehatkan Garuda  adalah merubah orientasi bisnis Garuda menjadi fokus di rute-rute penerbangan domestik, sementara untuk rute penerbangan internasional Garuda akan bekerjasama dengan maskapai asal Uni Emirat Arab, Emirates yang perjanjiannya berbentuk code sharing.

Istilah Perjanjian Codeshare adalah hal yang lazim dalam bisnis penerbangan, perjanjian tersebut merupakan sebuah perjanjian dimana dua maskapai atau lebih melayani satu rute penerbangan.

Dalam hal restrukturisasi utang dan renegosiasi dengan para kreditur, manajemen Garuda dan Pemerintah kini mencoba melebarkan prespektif dan mengkaji berbagai kemungkinan termasuk di dalamnya dialihkan menjadi instrumen keuangan misalnya obligasi konversi wajib atau pinjaman bank tanpa kupon.

Memang jika konversi utang tersebut disetujui oleh pihak kreditur, Garuda harus mengeluarkan biaya tambahan sebagai goodwill, tetapi ya bagaimana lagi kan namanya juga negosiasi harus menguntungkan kedua belah pihak, mana mungkin kreditur mau memberi gratis perpanjangan utang seperti itu.

Renegosiasi dan restrukturisasi utang ini diharapkan bisa diselesaikan Garuda pada kuartal II tahun 2022 yang akan datang.

Yang paling alot dalam urusan restrukturisasi utang ini adalah urusan dengan Lessor atau pemberi sewa pesawat yang selama ini digunakan Garuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun