Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Kereta Cepat Jakarta Bandung, Biaya Super Mahal Manfaat Belum Tentu

12 Oktober 2021   09:14 Diperbarui: 12 Oktober 2021   10:25 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Jumat (08/09/21) sore untuk sebuah keperluan saya berangkat ke Bandung, dalam perjalanan terlihat tiang-tiang beton bagian dari pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang belakangan ramai kembali diperbincangkan publik lantaran biaya pembangunannya membengkak cukup fantastis.

Sepanjang jalan saya perhatikan kok tiang-tiang yang nantinya bakal menjadi lintasan kereta cepat itu, arahnya ke pinggiran kota Bandung, bukan ke tengah kota seperti jalur kereta yang ada saat ini.

Artinya stasiun keberangkatan dan kedatangan akan ada di pinggiran timur ke arah selatan kota Bandung, ini bakal merepotkan penumpang dan besar kemungkinan mereka yang ada di wilayah Bandung tengah, barat, dan utara lebih memilih menggunakan moda transportasi lain yang lebih mudah di akses.

Selain itu, misalnya untuk kegiatan bisnis dan pariwisata pun akan merepotkan lantaran untuk menuju ke tengah kota Bandung para penumpang harus berganti moda transportasi lain.

Bandung sekarang itu kondisi lalu lintasnya sangat crowded, kemacetan terjadi dimana-mana, termasuk di wilayah timur selatan kota Bandung tempat stasiun pemberhentian terakhir kereta cepat tersebut.  Menurut situs KCIC.co.id stasiun pemberhentian akhir KCJB berada di Tegalluar wilayah Bojong Soang Kabupaten Bandung yang terkenal dengan kemacetannya yang akut.

Memang waktu tempuh Kereta cepat Jakarta Bandung direncanakan hanya sekitar 46 menit saja, tapi dari stasiun pemberhentian akhir menuju ke tengah kota Bandung  bisa berjam-jam.

Jadi alasan menggunakan kereta cepat Jakarta-Bandung untuk menghemat waktu tak valid lagi. Apalagi stasiun pemberhentian akhir di Jakarta pun berada di wilayah Halim Jakarta Timur yang lalu lintasnya juga dikenal  crowded.

Jika masalah akses keluar masuk stasiun pemberhentian akhir di kedua sisi tersebut tak bisa diatasi pembangunan super mahal Kereta Cepat Jakarta Bandung akan sia-sia.

Mega proyek dengan anggaran raksasa itu akan percuma atau paling tidak tak akan berjalan sesuai ekspektasi, dari sisi volume penumpang maupun manfaatnya.

Kecuali, pihak KCIC sebagai pengelola kereta cepat di kedua sisi pemberhentian akhir Jakarta -Bandung menyediakan sistem antar moda transportasi terintegrasi berbasis rel lain menuju tengah kota, tanpa harus membayar lagi.

Konsekuensinya, apabila sistem antar moda disediakan, akan ada anggaran tambahan yang tidak sedikit karena membutuhkan pembangunan infrastruktur tambahan untuk menyatukan jalur kereta yang sudah ada dengan jalur kereta cepat yang tentu saja memiliki jenis rel yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun