Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Garang Saat Korban KKB Papua, Senyap Saat Korban Aparat dan Nakes

23 September 2021   09:53 Diperbarui: 23 September 2021   17:59 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untuk kebutuhan menulis artikel kasus hukum yang melibatkan Luhut Binsar Panjaitan dan dua aktivitis yang getol menyuarakan kondisi di Papua Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti, saya membaca laporan hasil riset dari kawan-kawan LSM yang memang acapkali menyoroti berbagai kasus di Papua seperti KontraS, YLBHI, Greenpeace, Jatam, Walhi Nasional, dan Trend Asia yang diberi tajuk "Ekonomi-Politik Penempatan Militer di Papua: Kasus Intan Jaya"

Dalam laporan yang dirilis situs KontraS.id tersebut mereka menuliskan sejumlah masalah yang berkaitan dengan keberadaan militer di Papua yang kita tahu semua masih sangat bergejolak.

Bukan kali itu saja sebenarnya mereka ditambah LSM lain seperti Amnesty Internasional menyoroti kasus HAM dan berbagai ekses dari konflik antara Kepolisian dan Militer Indonesia dengan Kelompok Bersenjata di Papua.

Mereka juga melakukan berbagai advokasi di Bumi Cendrawasih, terutama berkaitan dan menyoroti kekerasan yang dilakukan militer dan kepolisian terhadap masyarakat Papua yang dianggap terlibat dalam Kelompok Bersenjata di Papua.

LSM-LSM ini gemar sekali mengusung masalah "Hak Azasi Manusia" sebagai dasar advokasinya.

Namun, lucunya apabila yang melakukan kekerasan itu pihak Kelompok Bersenjata Papua yang kini telah disemati status teroris oleh Pemerintah Indonesia, seperti yang terjadi pada para tenaga kesehatan beberapa waktu lalu, suara mereka terkait HAM itu tiba-tiba senyap, tak terdengar garang seperti saat ada anggota KKB yang terluka atau terbunuh akibat operasi yang dilakukan aparat keamanan Indonesia.

Padahal andai benar mereka pejuang dan aktivis HAM sejati, siapapun yang melakukan kekerasan sangat potensial melanggar HAM seyogyanya mereka pun harus bersuara kencang.

Padahal seperti yang kita tahu semua dari berbagai pemberitaan di media, KKB Papua pada tanggal 13 September 2021 lalu menyerang dan membakar Puskesmas serta sejumlah fasilitas umum lain di Distrik Tiwirok Papua.

Tak cukup sampai disitu kelompok bersenjata ini melakukan penganiayaan, pelecehan seksual, menyiksa hingga membunuh tenaga kesehatan yang saat itu berada dilokasi.

Saat itu terdapat 9 orang tenaga nakes yang berada di Puskesmas tersebut.

Melansir Kompas.com, penyerangan terhadap nakes ini berawal dari kontak senjata antara personil TNI Satgas Pantas 403/WP yang terjadi di Distrik Tiwirok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun