Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Kisah Pilu Verawati Fajrin Juara Dunia Bulutangkis, Siapa Penanggung Jawab Kesejahteraan Atlet dan Mantan Atlet?

20 September 2021   11:57 Diperbarui: 21 September 2021   00:59 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suharto atlet balap sepeda  di Sea Games 1979 ia kini harus menyambung hidup sebagai tukang becak.

Sandra Diana Sari  atlet angkat besi pada Kejuaran Dunia Yunior 2017, kini ia sempat menjadi pengemis di tepi jalan Mesjid Raya Padang.

Amir Ikhsan  Atlet Senam yang sempat menghuni Pelatnas dan terjun diberbagai turnamen senam seperti di Suzuki World Cup 2000 di Jepang kini sempat ditemukan menjadi gelandangan.

Martha Kase, atlet dari cabor atletik nomor lari kini ia harus hidup sebagai penjual minuman di sekitar Gelora Bung Karno Senayan Jakarta.

Itu hanya sebagian kecil saja dari kehidupan mantan atlet yang di masa pensiunnya harus hidup terlunta-lunta.

Memang betul kini perhatian pemerintah pada para atlet dan mantan atlet mulai membaik, bonus bagi mereka yang berprestasi di ajang olimpiade sungguh bombastis, setiap peraih medali dipastikan akan menjadi miliuner.

Tetapi tak semua atlet juga berada dalam fase dan kesempatan seperti sejumlah olimpian peraih medali, lebih banyak yang tak berprestasi seperti mereka.

Untuk itulah butuh terobosan besar dari penanggung jawab kesejahteraan atlet yang pada akhirnya akan mendukung prestasi olahraga nasional.

Deretan mantan atlet yang kehidupannya kurang beruntung tadi, adalah bagian dari populasi atlet dan mantan atlet yang mendambakan jaminan atau tunjangan kesejahteraan bagi atlet yang telah pensiun.

Jika mengacu pada konsep kesejahteraan sosial yang disusun oleh Biro Pusat Statistik (BPS), terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial menjadi syarat seseorang untuk hodup layak serta mampu mengembangkan diri.

Sejumlah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan itu antara lain kemampuan memenuhi kualitas kesehatan dan gizi, pendidikan, ketenagakerjaan, taraf konsumsi dan perumahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun