pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal II 2021 tumbuh "cukup tinggi" 7,07 persen secara tahunan atau Year on Year(YoY).
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwaSementara jika dibandingkan dengan Kuartal I tahun 2021 perekonomian Indonesia tumbuh 3,13 persen.
Menurut BPS, Pertumbuhan yang secara angka terlihat tinggi ini didorong oleh 2 faktor, yaitu pemulihan ekonomi yang mulai terjadi setelah sempat terpuruk dihantam pandemi Covid-19 dan basis perhitungannya rendah.
Jadi, angka 7,07 persen itu dihitung dari pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II tahun 2020 lalu yang mengalami kontraksi minus 5,32 persen, terparah sejak krisis moneter 1998 lalu.
Itu lah makanya ditataran perekonomian real masyarakat dampak naiknya pertumbuhan tersebut  belum terasa.
Mari kita asumsikan bahwa pertunbuhan ekonomi atau biasa disebut juga pertumbuhan Gross Domestik Bruto (GDP) indonesia di masa sebelum pandemi pada tahun 2019 angkanya 100.
Maka ketika Kuartal II 2020 terkontraksi sebesar -5,32 persen, angka yang akan diperoleh adalah 94,68.
Ketika kemudian pada Kuartal II 2021 tumbuh hingga 7,07 persen, titik pijak persentase itu bukan dari 100 tetapi dari 94,68 tadi.
Inilah makanya BPS menyebut salah satu faktor pendorong tingginya persentase pertunbuhan GDP itu "basis perhitungan rendah" atau low base
Makanya meskipun tumbuhnya 7,07 persen angka yang akan diperoleh jika mengacu pada asumsi angka 100 tadi pertumbuhan hanya 119,7
Jadi secara aktual tumbuhnya hanya 1,97 persen saja, angka yang sangat kecil dan dampaknya ke perekonomian masyarakat secara nyata tak akan terasa.