Sempat berpikir Indonesia akan mengalami masa seperti saat Olimpiade London 2012 berlangsung, dimana tak satu pun medali emas berhasil digondol kontingen Indonesia.
Namun pikiran itu sirna, paling tidak asa untuk meraih emas bagi Indonesia masih terjaga, setelah pasangan ganda putri Greysia Polli/Apriyani Rahayu berhasil berkelit dari kepungan pasangan-pasangan hebat dunia, dan lolos ke partai puncak setelah mengalahkan pasangan unggulan ke-4 asal Korea Selatan Lee So Hee/Shin Seung Chan dengan straigh set 21-19 21-17
Bermain di Musashino Forest Plaza Jepang, Sabtu (31/07/21) pagi, lewat pertandingan yang ketat set pertama berhasil dimenangkan Greysia/Apriyani dengan angka 21-19.
Set kedua berlangsung ketat dengan kedua pasangan atlet tersebut saling susul menyusul poin. Reli-reli panjang dipertunjukkan dalam set kedua ini.
Usai interval di set kedua saat kedudukan masih imbang 16-16, pasangan Greysia / Apriyani tampil mendominasi dengan memborong poin hingga 20-16. Pasangan Korea Selatan sempat menambah 1 angka, tetapi Greysia / Apriyani berhasil menutup pertandingan dengan skor 21-17, dan memastikan diri lolos ke final.
Lolosnya Greysia/Apriyani ke babak final merupakan sejarah besar bagi sektor ganda putri Indonesia, lantaran selama ini hanya sektor ganda putri lah yang belum pernah merasakan indahnya kalungan medali olimpiade.
Jangankan lolos ke final, babak semifinal pun belum pernah dirambah sektor ganda putri. Makanya di awal harapan digantungkan tak terlalu besar dipundak Greysia/Apriyani untuk meraih medali emas.
Harapan lebih besar ada di pundak ganda putra lantaran secara statistik dan perhitungan matematis ganda putra lebih berpeluang dibanding sektor lain.
Kevin/Markus dan Hendra/Ahsan merupakan pemilik peringkat 1 dan 2 dunia sekaligus unggulan pertama dan kedua Olimpiade Tokyo 2020.
Sementara ganda putri  Greysia/Apriyani hanya unggulan keenam, tapi itulah diajang seketat olimpiade, statistik rekor dan peringkat tak bisa menjadi ukuran untuk meraih medali.
Fakta dilapangan, determinasi, dan kekuatan mental lah yang lebih dominan apalagi dengan level pertandingan seperti olimpiade ini skill antar pemain cenderung setara.