Mie Instan adalah salah satu makanan paling populer di Indonesia, selain karena faktor praktis banyak orang yang mengonsumsi karena memiliki banyak varian dan rasanya memang enak serta bisa cocok dengan lidah orang Indonesia.
Makanya tak heran, menurut World Instan Noodle Association (WINA), masyarakat Indonesia pada tahun 2019 tercatat sebagai penikmat mie instan paling banyak nomor 2 di dunia setelah China.
Tak kurang dari 12,5 milyar bungkus dikonsumsi masyarakat Indonesia pada tahun itu, sementara masyarakat China pada tahun yang sama mengonsumsi 41,5 milyar bungkus mie instan.
Makanan yang pertama kali ditemukan di Jepang pada tahun 1958 ini, terkadang dianggap momok untuk kesehatan tubuh, berbagai mitos yang berkaitan dengan kesehatan kerap kali muncul saat kita mengonsumsi mie instan.
Padahal menurut sejumlah sumber referensi yang saya dapatkan, Mie Instan itu adalah salah satu jenis makanan sehat.
Banyak orang menyebutkan bahwa mie instan itu tidak sehat dengan berbagai alasan, salah satunya lantaran yang dominan dalam kandungan mie instan adalah karbohidrat.
Sebagai makanan subtitusi nasi atau roti pada dasarnya mie instan memang merupakan karbohidrat.
Jika menikmati mie instan tanpa tambahan toping apapun, ya gizi yang bisa diberikan oleh mie instan kepada tubuh kita ya hanya karbo saja.
Pun demikian dengan nasi atau roti, jika kita makannya cuma nasi tanpa tambahan lauk apapun ya yang didapat cuma karbo juga.
Karena mie instan bisa dimakan dengan nikmat tanpa tambahan jenis makanan lain, makanya kerap kali menimbulkan ill-balanced nutrition.
Berbeda dengan nasi yang harus ada jenis makanan lain agar menikmatinya terasa enak dan lezat.
