Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ustadz Tengku Zulkarnain, Ahok, dan Karma

11 Mei 2021   06:59 Diperbarui: 11 Mei 2021   12:43 5853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka menyebutnya kutukan Ahok, memang saat sebelum Ahok dijebloskan ke Penjara Mako Brimob ia pernah berujar.

"Percayalah, Kalau anda menzalimi saya yang anda lawan adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, Maha Esa. Saya akan buktikan satu persatu dipermalukan, terimakasih"

Mereka menyebutnya karma Ahok, selain meninggalnya Ustadz Tengku, penahanan Rizieq Shihab dan Munarman pun kerap dikaitkan dengan "Karma Ahok" ini.

Secara sederhana karma berarti suatu konsekuensi perbuatan yang diterima karena kelakuan dan perbuatan si manusia sendiri.

Kata 'Karma' secara harfiah merupakan bahasa sansekerta yang berarti perbuatan dan hasil yang akan di dapat dari perbuatan tersebut dinamakan karmaphala, sementara akibat yang ditimbulkan dari perbuatan disebut karma vipaka.

Jika dilihat dari Istilahnya, karma memang tidak ada dalam khazanah Islam. Tetapi ajaran Islam menyepakati jika tingkah laku buruk akan mengakibatkan sebuah keburukan juga. Sehingga umat muslim diwajibkan untuk senantiasa berbuat baik.

Apakah Ustadz Tengku Zul selama ini senantiasa berbuat baik? Saya dan kita semua rasanya tak memiliki kapasitas yang cukup untuk menilai kebaikan dan keburukan seseorang, toh kita hanya mengenalnya dipermukaannya saja.

Yang jelas Almarhum masih manusia, ada kebaikannya dan tentu saja ada kesalahannya juga. Ia bukan malaikat yang benar terus, pun bukan setan yang salah terus.

Nah, konteks meninggalnya Ustadz Tengku Zul, saya kok melihat framing sebagian warga net terkait meninggalnya Tengku Zul, sungguh sangat tak.pantas.

Kita boleh lah berbeda pandangan politik sekeras dan selebar apapun perbedaan itu. Tapi melakukan atau berkata-kata hal yang tidak baik apalagi hinga merisak terhadap seseorang yang telah meninggal atau tertimpa musibah, sangat tak beretika dan jauh dari moral teologis dan Pancasila yang selama ini kita agung-agungkan.

Mari kita sudahi saling hina atau berkata-kata tak senonoh terhadap siapapun, bahkan terhadap lawan, kita bisa tak bersepakat terhadap apapun tapi tetap hormatilah dan berempati lah kepada siapapun, paling tidak dengan berlandaskan hubungan kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun