Indonesia ini memang sebuah negeri yang unik, di satu sisi dianggap sangat relijius, tapi dalam saat bersamaan dianggap pula kurang bermoral.
Saking relijiusnya, kalau boleh manifestasi sikap relijius disangkutpautkan dengan pelibatan "Tuhan" dalam setiap tindak tanduknya.
Remy Silado sastrawan pernah menulis terkait hal itu dalam bukunya Hotel ProdeoÂ
"Agaknya orang Jndonesia paling gampang sekali melibatkan Tuhan untuk hal-hal yang bisa diselesaikan oleh pak RT."
Mungkin kalimat pendek menohok itu gambaran betapa relijius bangsa Indonesia, bahkan untuk hal-hal sepele saja Tuhan selalu dilibatkan, yang artinya mengkonfirmasi survei yang dilakukan oleh Pew Research Center (PRC) yang menobatkan Indonesia sebagai negeri yang paling relijius di seantero jagat ini bareng Filipina.
Dalam survei yang dirilis PRC pada Maret 2020, 98 persen masyarakat Indonesia mengakui bahwa keberadaan Tuhan itu penting.
Selain itu, 98 persen dari mereka pun mengakui bahwa agama menjadi hal yang sangat penting. 96 persen masyarakat Indonesia menyebutkan pentingnya berdoa dan menjalankan ritual ibadah.
Terakhir, 96 persen masyarakat Indonesia meyakini bahwa kepercayaannya pada Tuhan itu berbanding lurus dengan moralitas.
Sampai titik ini, relijiusitas masyarakat Indonesia tak terbantahkan sekaligus mengkonfirmasi tulisan Remy Silado bahwa orang Indonesia memang gemar melibatkan Tuhan untuk sebagian besar urusannya.
Namun anehnya, meskipun 96 persen dari masyarakat Indonesia menyebutkan bahwa kedekatannya dengan Tuhan linier dengan moralitas yang mereka miliki.
Dua survei lain yang dilakukan oleh Microsoft dan terakhir oleh Digital Civility Index (DCI) hasilnya menyatakan bahwa masyarakat Indonesia dalam berinteraksi di dunia maya paling tidak sopan di seantero Asia Tenggara.