Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Demokrat, Santet Banten, dan Teluh Sukabumi

9 Maret 2021   08:00 Diperbarui: 9 Maret 2021   09:25 2314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Banten tidak gentar. Kami tetap setia pada ketum (AHY) kami yang ganteng. Kalau pun kami harus turun berdemo, kami siap. Santet Banten akan dikirim untuk KSP Moeldoko," ucap Bupati Lebak Banten Iti Jayabaya dalam sebuah kesempatan seperti dilansir Tribunnews.com, Senin (08/03/21).

Ungkapan Ketua DPD PD Banten versi Cikeas, Iti tentang santet ini menurutnya lantaran ia merasa kesal terhadap Moeldoko yang melakukan "kudeta" terhadap Ketua Umum PD versi Cikeas, AHY.

Sontak saja ucapan Iti Jayabaya ini menuai bermacam komentar dari banyak pihak. Sebagian mereka menyebut, ucapan Iti sangat tidak pantas keluar dari mulut seorang Bupati.

Banten tempat di mana Iti Jayabaya berkuasa memang banyak dikenal sebagai daerah yang akrab dengan urusan-urusan kekuatan dunia lain atau Otherworldly power, meskipun sebenarnya urusan santet atau urusan klenik lain bertebaran di seantero Nusantara.

Santet, teluh, jangjawokan, tenung, pelet, atau sihir sudah lama dikenal di Indonesia.

Santet merupakan upaya seseorang untuk mengirimkan energi negatif terhadap pihak lain dengan maksud mencelakakan dengan menggunakan ilmu hitam.

Menurut buku The Secret of Santet yang ditulis oleh Sejarawan Edi. S Ekadjati, ilmu teluh atau santet merupakan warisan budaya sunda masa lalu  yang terus bertahan di masyarakat hingga kini.

Merujuk pada naskah yang ditulis di atas lontar pada abad ke-6 yang bertajuk Sanghyang Siksa Kandang Karesian teluh adalah perasaan sakit hati, murung dan tidak senang dari diri seseorang yang dialihkan kepada orang lain.

Kriminolog Universitas Indonesia yang juga salah seorang tokoh Banten, Tb Ronny Nitibaskara, dalam Disertasi Doktoralnya yang berjudul "Reaksi Sosial Terhadap Tersangka Dukun Teluh di Pedesaan Banten Jawa Barat (1985- 1990)." Menjelaskan bahwa praktik ilmu santet atau teluh di Wilayah Banten sudah dihayati dan dipraktikan dari masa ke masa sejak jaman Banten kuno atau sebelum masuknya Islam.

Namun, justru terlihat lebih jelas keberadaannya saat Islam sudah masuk ke wilayah Banten, lantaran masa Animisme, Dinamisme, Hindu, dan Buddha elemen -elemen praktik  magis tersamar dan terlihat membaur dengan praktik elemen ritual kepercayaan yaang mereka anut saat itu.

Banten memiliki beragam ilmu teluh jika mengacu berdasarkan caranya ada yang disebut teluh angin, teluh banyu, teluh geni, dan teluh pangjarahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun