Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bagaimana Rasisme Terbentuk yang Kini Menyeret Ambroncius Nababan, Abu Janda, dan Natalius Pigai Menjadi Bahan Polemik

31 Januari 2021   07:02 Diperbarui: 31 Januari 2021   09:53 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Theconversation.com

Kasus rasisme terhadap mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Azasi Manusia (Komnas HAM) Natalius Pigai  terus ramai menjadi bahan perbincangan publik, kelihatannya tak hanya Ambroncius Nababan yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Rutan Bareskrim Polri yang akan terseret.

Satu nama lagi yang sepertinya bakal ikut terseret dalam kasus rasisme Pigai adalah Permadi Arya alias Abu Janda, setelah ia dilaporkan ke Polisi oleh Haris Perdana Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) 

Salah satu cuitan Abu Janda di media sosial Twitter menyebutkan bahwa Pigai belum selesai evolusi. Ya kita tahulah walau dibantah atau dicari justifikasi apapun pada kalimat tersebut unsur rasismenya sangat kental. Evolusi yang dimaksud Abu Janda itu terkait teori evolusi Darwin yang selama ini kita kenal.

Di lain pihak Natalius Pigai pun akan segera dilaporkan pada pihak Kepolisian atas kasus rasisme oleh Pemuda, Pelajar, Mahasiswa Mitra Kamtibmas (PPMK), lantaran dianggap menghina Suku Jawa.

"Kami hari ini melaporkan dia atas pernyataan di Youtube. Dia bilang selain suku Jawa itu suku babu. Terus kedua ada pernyataan dia di salah satu media online bahwa etnis Jawa dibilang etnis tirani," kata Wakil Ketua Umum PPMK Joko Priyomski seperti dilansir CNNIndonesia.com, Sabtu (30/01/21).

Jauh sebelum kasus yang melibatkan Pigai, kasus rasisme ini sepertinya tak pernah berhenti terjadi, kejadian di Malang dan Surabaya yang melibatkan masyarakat Papua pernah ramai hingga kerusahan besar terjadi di Wamena Papua tahun 2019 lalu.

Tak hanya di Indonesia kasus rasisme juga terjadi secara global, tentunya kita masih ingat kasus rasisme di Amerika Serikat yang menyebabkan salah satu warga kulit hitam meninggal dunia yang kemudian melahirkan gerakan "Blacklivematters" dan protes besar-besaran di hampir seluruh negara bagian di AS bahkan dunia.

Di dunia olahraga pun kasus-kasus rasisme kerap terjadi, bahkan FIFA organisasi Sepakbola Dunia sampai harus mencanangkan "Unite against Racism" untuk memeranginya.

Artinya rasisme ini bisa muncul dimana saja baik di negara berkembang maupun negara maju, dalam bidang yang beragam dan pelakunya bisa siapa saja, mulai dari aparat hingga masyarakat biasa.

Tak hanya perbedaan warna kulit yang menjadi sasaran rasisme, tetapi bisa juga perbedaan kebudayaan dan stereotip yang membawa sekat-sekat marginalisasi budaya tertentu.

Lantas darimana datangnya sifat rasis itu, menurut beberapa literatur yang saya baca, seseorang bisa menjadi rasis karena dipengaruhi oleh pola pembentukan karakter sejak ia lahir, norma sosial dimasyarakat, sistem politik dan ekonomi serta budaya sebuah negara yang cenderung rasis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun