Namun dengan fakta itu pun keraguan itu masih tetap saja bersemayam dalam jiwa-jiwa sebagian masyarakat dengan berbagai alasan.
Makanya keraguan ini  mereka manifestasikan dengan permintaan yang tak ada habisnya, ketika vaksin sudah datang mereka meminta vaksinasi itu diberikan gratis, dikabulkan oleh pemerintah, kemudian mereka meminta Presiden Jokowi lah sebagai orang pertama yang divaksin dan harus disiarkan secara langsung pelaksanaan vaksinasinya, dikabulkan juga.
Nyaris seluruh hal yang diminta dikabulkan pemerintah terkait vaksinasi Covid-19 ini, namun tetap saja masih banyak yang meragukan bahkan beberapa diantaranya tak segan-segan menolak secara terbuka seperti yang dilakukan oleh Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDIP Ribka Tjiptaning.
Pemerintah beranggapan ada persoalan di tataran sosialisasi dan kepercayaan, makanya Jokowi kemudian menggandeng Raffi Ahmad menjadi penerima vaksin pertama.
Memastikan dosis yang tepat dan mendapatkan vaksin Covid-19 yang kini tengah diperebutkan oleh masyarakat seluruh dunia itu sangat sulit, namun memastikan vaksinasi sukses itu lebih sulit lagi. Apalagi pelaksanaan harus diberikan sebanyak 2 dosis per orang  ditambah dengan berbagai isu yang berseliweran tak jelas.
Menjadikan Raffi Ahmad menjadi salah seorang influenser vaksinasi ini merupakan langkah yang tepat menurut saya.
Raffi diluar urusan percintaannya, ia merupakan sosok yang santun, dermawan, relatif sepi dari masalah politik, apalagi yang berhubungan dengan isu negatif Covid-19 jadi ya pantas ia menjadi idola banyak pihak, terutama emak-emak dan dijadikan sebagai influenser vaksinasi Covid-19.
Tak sedikit kalangan akar rumput menjadikan ayah dari Rafatar ini  sebagai seorang panutan, jadi "jika Raffi Ahmad saja mau melakukan kenapa saya tidak" begitu kira-kira.
Pemerintah berharap tuah Raffi ini bisa menyukseskan program vaksinasi  Covid-19, selain itu tentu saja kita semua harus ikut serta menyukseskan upaya keras pemerintah dalam mengakhiri pandemi yang sudah sangat melelahkan ini.
Kita tak punya pilihan lain selain melakukan vaksinasi jika pandemi ini ingin segera diakhiri, yang tentu saja diiringi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
Tak ada cara lain!