Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lihatlah Rizieq Shihab Itu sebagai Manusia Biasa

22 November 2020   10:45 Diperbarui: 22 November 2020   10:50 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fenomena Rizieq Shihab dan Front Pembela Islam (FPI) itu sangat menarik untuk dicermati, dikomentari, dan menjadi bahan berbagai tulisan.

Di blog keroyokan Kompasiana ini saja mungkin sudah ratusan bahkan ribuan tulisan terkait Rizieq atau FPI di tulis oleh para Kompasianer.

Dan viewernya mungkin bisa berjumlah hingga jutaan, tengok saja nyaris seluruh tulisan terpopuler di Kompasiana seminggu belakangan di dominasi tulisan tentang Rizieq Shihab

Saya sendiri, paling tidak dalam seminggu terakhir ini telah menulis artikel tentang Rizieq Shihab dengan segala tingkahnya itu lebih dari 7 kali.

Jangan tanya berbagai media online, sejak kepulangannya kembali dari pertapaannya di Arab Saudi pada 10 Novembe 2020 mungkin setiap 2 atau 3 jam sekali berbagai media daring merilis kabar terbaru berkaitan dengan Rizieq Shihab dan FPI-nya.

Coverage media terhadap Rizieq sangat masif,  Ya Rizieq Shihab dan FPI adalah sumber pemberitaan yang magnitudenya sangat besar, nilai jualnya sangat tinggi akibat polarisasi antara pemuja dan pembencinya yang begitu tegas dan masif.

Kenapa bisa terjadi seperti itu, dugaan saya karena secara personal Rizieq Shihab terlepas dari pro kontra yang mengiringinya adalah sosok yang sangat kontroversial namun dalam saat bersamaan memiliki pengaruh yang sangat besar karena pengikutnya berjumlah masif.

Pihak yang pro dan yang kontra seolah melihat Rizieq itu dua sosok berbeda. Pihak yang pro begitu memujanya ia digadang-gadang bak dewa yang setiap ucap dan lakunya adalah sebuah kebenaran.

Sementara di sisi yang lain, pihak yang kontra atau haters-nya melihat Rizieq sebagai sosok penuh tindakan salah, setiap ucapannya tak lebih dari sebuah hardikan yang dimata mereka justru sangat jauh dari kata Islami.

Ketika saya menulis ini saya berusaha untuk mencoba berada di tengah, meskipun secara emosi dan nalar saya tak menyukai Rizieq dan FPI.

Mungkin jika kita mendengar ucapan-ucapannya dalam berbagai ceramahnya secara utuh, Rizieq ada banyak juga mengucapkan hal-hal yang baik dan memang sejalan dengan pikiran dan emosi para "pembencinya".

Secara personal, mungkin kehidupan personal dengan keluarganya juga seperti kebanyakan manusia Indonesia biasa.

Namun yang terjadi di lapangan kan, penggalan-penggalan kalimatnya yang keras dan terkesan sangat kejam saja yang dikutip berbagai media yang akhirnya membuat para pihak yang kontra terhadapnya menjadi bertambah benci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun