Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Berbagi Pengalaman, Mengurus Proses Transplantasi Ginjal Ayah di RSCM

20 November 2020   07:35 Diperbarui: 20 November 2020   14:07 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi operasi | Foto oleh Vidal Balielo Jr. dari pexels.com

Tulisan ini saya buat berdasarkan pengalaman saya mengurus Ayah yang mengalami gagal ginjal mulai dari tahun 2015 akhir hingga melakukan transplantasi ginjal pada pertengahan mendekati akhir 2016 lalu.

Mungkin pengalaman yang saya alami ini, tak banyak dialami oleh orang lain karena pelaksanaan transplantasi ginjal atau organ tubuh di Indonesia tak banyak dilakukan.

Karena selain biayanya sangat besar, rumit dan prosesnya panjang. Hanya Rumah Sakit tertentu saja di Indonesia yang memiliki kapabilitas untuk melakukannya.

Dan saya berkesempatan mengetahui dan mengurus proses tersebut secara detil langsung di TKP. Semoga pengalaman yang saya bagi ini bisa bermanfaat bagi yang membaca.
Ok.. Let's Begin.

Beliau dan kita semua anak mantunya tadinya tak pernah tahu bahwa ada masalah di ginjalnya karena sebelumnya tak pernah menunjukan gejala apapun dan tentu saja karena pengetahuan kami tentang itu sangat terbatas, sehingga tak mampu mendeteksinya.

Ia memang sejak lama memiliki riwayat penyakit hipertensi atau dalam istilah awam darah tinggi, yang baru saya tahu kemudian bahwa hipertensi ini lah yang menjadi pemicu rusaknya ginjal.

Gejala awalnya, mulai terasa sekitar bulan November 5 tahun lalu, ia mulai sesak, untuk berjalan dari kamar ke ruang keluarga saja ia seperti kita lari cepat 100 m, terengah-engah. Kemudian beberapa bagian tubuhnya mulai membengkak terutama di bagian wajah dan kaki.

Kami semua waktu itu kemudian memaksa ayah untuk harus pergi ke Dokter, ia harus dipaksa setiap mau ke dokter dan selalu terjadi perdebatan panjang, sampai akhirnya ia bersedia.

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan, diagnosis dokter pun keluar dan menyatakan ayah "gagal ginjal". Kedua ginjalnya sudah rusak fungsinya hanya sekitar 15 persen dari kondisi normal.

Kami semua prihatin, sedih tak terkira saat itu, walaupun bagi saya tak mengejutkan karena dengan gejala seperti itu besar kemungkinan ya ada masalah di ginjalnya.

Pengetahuan itu saya dapatkan setelah melakukan riset sederhana lewat Googling dan tanya teman-teman yang berprofesi sebagai dokter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun