Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perkawinan antara Supply dan Demand dalam Industri Prostitusi yang Bernilai 2.604 Triliun Rupiah

25 Oktober 2020   12:35 Diperbarui: 25 Oktober 2020   12:38 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Industri adalah sebuah kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang dan jasa, yang umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha untuk mencukupi kebutuhan ekonomi.

Sebuah industri bisa terbentuk manakala terdapat supply dan demand. Supply akan tercipta saat permintaan ada.

Hal yang sama terjadi juga pada industri prostitusi di dunia, meskipun di sebagian besar negara dunia prostitusi merupakan aktifitas terlarang.

Namun, karena permintaan terhadap prostitusi tinggi, para pelakunya dengan berbagai cara tetap berusaha menjalankannya.

Salah satu dasar yang mendorong tingginya terhadap industri prostitusi itu diantaranya lantaran  adanya kebutuhan akan pemenuhan hasrat terhadap sebuah hubungan romantik yang berujung pada meluapnya libido seseorang secara rekrasional, tanpa ikatan apapun.

Namun, dalam saat bersamaan seseorang tersebut enggan menghadapi komplikasi dalam sebuah hubungan yang terkadang dihiasi dengan konflik.

Ditunjang pula dengan aspek anonimitas, di mana pengguna jasa prostitusi dapat dengan mudah menyembunyikan identitasnya sehingga ia merasa nyaman dan aman dalam menunaikan hasrat seksualnya.

Permintaan seperti ini  kemudian ditangkap oleh pemangku kepentingan di sisi supply, seperti para mucikari, pengelola lokalisasi atau para wanita pelaku prostitusi itu sendiri.

Apalagi dengan di tunjang oleh teknologi internet dan digital seperti saat ini, pertemuan supply dan demand dalam industri prostitusi menjadi lebih mudah dan dalam jumlah transaksi yang lebih tinggi.

Kenapa saya menulis wanita sebagai pelaku di sisi supply karena industri layanan seks ini telah membentuk pembagian kerja secara seksual antara wanita dan pria.

Wanita berperan sebagai produsen sedangkan pria memiliki peran sebagai konsumen. Maka dari itu, dalam konteks tersebut, industri prostitusi telah mengkontruksi tubuh wanita sebagai komoditas.

Hal itu bisa terjadi, lantaran tubuh wanita yang secara menyeluruh telah dikontruksikan sebagai pelambang seksualitas yang memiliki daya tarik yang luar biasa bagi kaum pria, dan dijadikan sebagai alat pencetak uang.

Lantas mengapa supply  tenaga kerja di Industri prostitusi itu bisa terjadi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun