Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Siap-Siap, 23 Juta Pekerjaan Bakal Lenyap di Indonesia Akibat Otomasi

22 Oktober 2020   11:15 Diperbarui: 22 Oktober 2020   11:30 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Firma Konsultan Manajemen  asal Amerika Serikat Mc Kinsey & Company memperkirakan pada tahun 2030, 23 juta pekerjaan di Indonesia akan hilang akibat otomasi.

Namun seiring lenyapnya 23 juta pekerjaan tersebut, akan tercipta 27 hingga 46 juta pekerjaan baru, yang 10 juta diantaranya benar-benar pekerjaan baru yang belum ada sebelumnya.

Dalam laporan yang dirilis satu tahun lalu itu Mc Kinsey menyebutkan dalam ringkasannya, beberapa pekerjaan yang memiliki sifat pengulangan atau repetisi seperti Data Entry, Payroll Officer, Production workers atau kalau di manufaktur biasa disebut operator, hingga Machine Operator terancam bakal digantikan oleh mesin otomasi.

Namun, tak usah takut, shifting dari pekerjaan manual yang dikerjaan manusia menjadi pekerjaan yang digantikan oleh robot ini, bakal mampu menciptakan lebih banyak lagi pekerjaan di bandingkan pekerjaan yang hilang.

"Perdebatan publik mengenai otomatisasi di Indonesia sering kali terfokus pada risiko masa depan pekerjaan. Tetapi menurut penelitian kami, akan lebih banyak pekerjaan baru yang akan diciptakan dibandingkan yang  hilang. Hal ini didorong oleh peningkatan pengeluaran konsumen dan infrastruktur," ujar President Director Mc Kinsey Indonesia, Phillia Wibowo beberapa waktu lalu. Seperti dilansir CNBCIndonesia.Com

Tapi harus diingat, pekerjaan baru itu akan pas apabila para pekerja terus meningkatkan skill dan keterampilannya sesuai dengan kebutuhan yang ada saat itu agar tak tergantikan oleh robot.

Beberapa jenis pekerjaan yang tak akan tergantikan oleh robot itu diantaranya, pekerjaan fisik yang tidak dapat diprediksi, interaksi untuk menjembatani komunikasi antar pemangku kepentingan, dan terakhir mengelola dan mengembangkan sumber daya manusa.

Lantas darimana datangnya pekerjaan baru tersebut? Pekerjaan baru itu akan lahir dari hasil peningkatan pendapatan dan pengeluaran konsumen di bidang infrastruktur dan beberapa bidang lainnya seperti kesehatan, kontruksi dan ritel.

Nah, agar angkatan kerja baru ke depannya memiliki kesempatan kerja yang besar maka dibutuhkan pendekatan secara komprehensif, mulai dari sistem pendidikan formal hingga pelatihan-pelatihan non formal yang diselenggarakan oleh berbagai pihak.

Karena untuk memiliki skill yang terampil dan pengetahuan tentang sebuah pekerjaan seperti 3 jenis pekerjaan yang tak tergantikan oleh otomasi tersebut dibutuhkan pendidikan yang lebih tinggi.

Selain keterampilan teknologi, keterampilan yang dibutuhkan dalam era otomasi antara lain keterampilan sosial, emosional, dan keterempilan kognitif yang lebih tinggi, seperti kreatifitas dan kemampuan untuk memecahkan masalah dengan tingkat kerumitan yang sangat tinggi.

Tak hanya Mc Kinsey sebenarnya yang berbicara mengenai akan hilangnya sejumlah pekerjaan yang kini ada. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun pernah mengingatkan hal yang sama, namun khusus untuk pekerjaan di sektor keuangan.

Menurut SMI, mereka yang bekerja sebagai Jasa Penilai, Akuntan, atau Aktuaria berpotensi digantikan oleh robot yang menggunakan sistem algoritma yang canggih.

Seharusnya tak hanya keterampilan yang perlu diubah, tapi paradigma terhadap sebuah pekerjaan juga sudah harus berubah. Sebenarnya Undang-Undang Ciptaker yang banyak di protes oleh para pekerja dan mahasiswa itu merupakan langkah awal menuju paradigma baru dalam sistem Ketenagakerjaan.

Percayalah yang pertama akan kehilangan pekerjaannya mereka yang bekerja di sektor manufaktur terutama di lini produksi. Kenyataan seperti ini tak bisa dihadapi dengan cara berunjuk rasa, lebih baik konsentrasi saja meningkatkan keterampilan

Ke depan yang paling produktiflah yang akan mendapatkan upah paling banyak, tak seperti saat ini mau kerja santai atau sibuk karena ada upah minimum yang diterima ya sama saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun