Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pameo "Kalau Jodoh, Tak Akan ke Mana" Itu Jalan Menuju Kejomloan yang Abadi

20 Oktober 2020   11:05 Diperbarui: 23 Oktober 2020   06:29 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: tuaindeed via kompas.com)

Kerap kali kita mendengar orang berbicara "Ah tenang aja, kalau memang jodoh ya tak akan ke mana."

Menurut saya kalimat sakti yang sebenarnya ditujukan untuk menghibur dan memberikan harapan pada seseorang yang ditinggalkan atau meninggalkan kekasihnya itu adalah bencana.

Apalagi kemudian kalau ditambah dengan kalimat, "Kalau Tuhan menghendaki, semua bisa terjadi".

Tak ada yang salah sebenarnya dengan kedua kalimat tersebut. Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini tentu saja atas izin dan kuasa Tuhan, Sang Pencipta alam semesta ini. Namun jika tanpa usaha yang nyata, kuasa dan izin Tuhan itu tak akan pernah datang juga.

Apanya yang mau diizinin wong manusianya diam saja, tak berusaha. Bukankah sudah jelas dalam kitab suci Al-Quran terdapat ayat berbunyi:

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri," (QS. Ar-Ra'd:11).

Artinya kita harus berusaha sendiri hidup kita termasuk di dalamnya perkara jodoh. Jika kita mau menemukan jodoh ya berusahalah. Jodoh itu harus dicari. Caranya ya bermacam-macam seperti mencoba mendekati rekan sepergaulan. Bisa di kantor/sekolah atau lingkungan lainnya.

Bisa juga meminta dikenalkan dengan teman dari teman, atau paling mutakhir melalui aplikasi perjodohan di Internet.

Meskipun sebenarnya semua media sosial tempat kita bersosialisasi di dunia maya itu memungkinkan kita untuk menemukan jodoh, tapi yang memang khusus dibuat untuk perjodohan lebih besar kemungkinannya untuk menemukan tambatan hati yang selama ini masih mengapung di samudera yang luas.

Ilustrasi (Shutterstock via kompas.com)
Ilustrasi (Shutterstock via kompas.com)
Namun tentu saja berbeda perlakuannya dibandingkan kita berkenalan dengan seseorang di dunia nyata. 

Potensi untuk menemukan seseorang yang berniat tidak baik lebih banyak dapat kita temukan di dunia maya dibandingkan di dunia nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun