Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menguak Mitos Gancet dan Penjelasan Ilmiahnya

16 Oktober 2020   07:32 Diperbarui: 16 Oktober 2020   08:12 1739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu sempat tersiar kabar sepasang kekasih gancet, videonya sempat viral di berbagai laman media sosial.

Secara naluriah saya tak percaya bahwa hal ini bisa kejadian, bisa saja itu hanya merupakan rekayasa. Saya menganggap fenomena gancet, sebatas mitos belaka, semacam cerita urban yang sebenarnya tak pernah terjadi.

Cerita gancet sebetulnya sudah lama beredar di masyarakat sejak zaman rikiplik. Pada tahun 90-an sempat berhembus kabar ada sepasang kekasih berbuat mesum di salah sudut Kebun Raya Bogor yang berakhir gancet.

Selain kisah itu, cerita berbau mitos tentang gancet ini ada di hampir setiap daerah di Indonesia bahkan dunia, gancet dalam persepsi cerita urban terjadi karena perbuatan mesum dilakukan di tempat-tempat angker atau tempat-tempat yang disakralkan sehingga si pelaku kena tulah.

Gancet sendiri merupakan sebuah kondisi dimana alat kelamin pria terjebak di dalam vagina perempuan saat berhubungan seks, dan tak bisa dilepaskan dengan cepat.

Tak seperti sangkaan saya sebelumnya fenomena gancet atau bahasa ilmiahnya Penis Captivus ternyata bukan hanya mitos belaka, kejadian tersebut ada dan pernah terjadi meskipun sangat langka serta bisa dijelaskan secara ilmiah.

Kendati demikian, kejadian sebenarnya tak se-dramatis dan se-tragis kisah-kisah yang beredar di masyarakat yang menyebutkan bahwa pasangan gancet itu harus sampai meregang nyawa lantaran tak akan bisa dilepaskan kembali.

Dokumentasi terkait gancet di dunia nyata memang sangat-sangat terbatas. Karena belum ada penelitian yang komprehensif terkait gancet ini.

Menurut beberapa sumber yang saya baca, sebuah studi kasus terkait hal ini pernah dilakukan pada akhir 70-an yang diterbitkan dalam British Medical Journal, studi kasus ini merupakan hasil kerja 2 ahli ginekolog yang mengaku pernah menangani pasien gancet pada tahun 1979.

Namun, ya itu tadi karena penelitiannya tak dilakukan secara mendalam dan menyeluruh fenomena gancet ini ulasannya sangat terbatas.

Gancet mungkin sering terjadi tapi dalam intensitas yang ringan sehingga pasangan tersebut mampu mengatasinya tanpa harus pergi ke dokter.

Secara ilmiah gancet bisa diterangkan, ketika penis yang memiliki begitu banyak pembuluh darah mengeras, sementara vagina yang banyak memiliki otot akan berkontraksi saat berhubungan badan.

Ketika perempuan mengalami orgasme saat berhubungan badan maka otot-otot vagina terkadang berkontraksi lebih kuat sehingga lubangnya menyempit.

Selain itu, bisa juga terjadi karena otot vagina tiba-tiba mengejang tak terkontrol atau dalam istilah kedokteran disebut Vaginismus.

Ketika menyempit inilah gancet bisa terjadi apalagi ditambah dengan stimulasi psikis, seperti kaget, trauma atau reaksi penolakan yang terjadi di alam bawah sadar karena suatu hal, takut hamil misalnya sehingga otot vagina tetap mengeras seolah mencengkram alat kelamin pria.

Nah, saat itulah penis seperti terjebak di dalam vagina yang kemudian menimbulkan gancet. Dalam situasi normal gancet itu akan terjadi hanya beberapa saat saja.

Jika hal itu terjadi kita harus tetap tenang dan rileks saja, karena itu akan membantu membuat otot vagina kembali rileks.

Atau tunggu saja sampai ereksi berkurang, sehingga tekanan pada penis akan turun. 

Kondisi gancet itu bisa dihindari jika pasangan tersebut saat bercinta dalam keadaan rileks dan saling menikmati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun