Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Kata "Anjay" Dijadikan Alat Pansos

2 September 2020   07:45 Diperbarui: 2 September 2020   10:16 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Negeri ini seperti sedang kekurangan masalah saja, sebuah kata yang seharusnya biasa saja tiba-tiba menjadi begitu istimewa sehingga membuat kegaduhan di dunia maya.

Adalah "anjay" sebuah kata yang biasa digunakan dalam percakapan diantara teman sepergaulan untuk menunjukan suasana keakraban. Tetapi, menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) jika kata "anjay" atau "anjing" digunakan kepada orang tidak dikenal dan orang lebih dewasa bisa mengandung kekerasan verbal atau bullying dan merendahkan martabat seseorang sehingga dapat dilaporkan sebagai pidana.

Awal mula kegaduhan ini, adalah ketika seorang artis sekaligus Youtuber Lufthi Agizal membahas kata "anjay" bersama ahli bahasa dan Psikolog di Channel Youtube miliknya.

Lufthi meyakini bahwa kata anjay itu berpotensi merusak moral bangsa Indonesia, untuk itu kemudian ia melaporkan penggunaan kata anjay ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Bagi saya ketika anjay dipermasalahkan dan kemudian menjadi trending topik di laman media sosial Twitter agak membingungkan, kata-kata pergaulan seperti itu dalam persepsi saya tak baku bahkan tak memiliki makna ajeg.

Setiap jaman, setiap daerah  bahkan hingga lingkup pergaulan terkecil memiliki bahasa pergaulan tersendiri, sependek pengetahuan saya, tak ada bukti yang valid bahwa kata-kata pergaulan seperti anjay, anjir, anjing  mendegradasi moral bangsa ini.

Ketika KPAI diikuti oleh Komnas PA meminta kepada semua pihak untuk menghentikan penggunaan kata "anjay",  jika tidak bisa saja berpotensi dipidanakan, hanya satu kata yang pantas diucapkan, LEBAY.

Banyak hal aneh bermunculan belakangan ini, saya kurang memahami apa alasan orang-orang mempermasalahkan sesuatu yang tak seharusnya dipermasalahkan. It's already happen all of the time.

Who the heck is Lufthi Agizal, anyway? Sekarang menjadi terkenal kan karena ia mempermasalahkan "anjay" dan KPAI serta Komnas PA pun sepertinya terpancing. Menurut saya ini semua hanya untuk kebutuhan pansos belaka, tak ada bedanya dengan kasus Ferdian Paleka, walau dengan cara yang jauh lebih soft dan beradab

Penggunaan kata-kata pergaulan seperti  anjay, anjir atau apapun itu, jika pun tidak diucapkan dalam kesempatan dan kepada objek yang tepat, secara sosial mereka akan dihukum, paling tidak dengan sorot mata yang aneh dari rekan-rekan sepergaulannya atau bisa saja di tegur langsung tanpa harus mengancam-ngancam masuk ranah pidana.

Rasanya nafsu sebagian manusia-manusia Indonesia ini untuk membuat susah orang lain itu sangat besar, sehingga sebuah kata pergaulan "anjay" bisa mengantarkannya pada "neraka dunia".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun