Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apa yang Dicari Anies Baswedan?

12 Mei 2020   17:29 Diperbarui: 12 Mei 2020   18:17 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Jika kita amati pemberitaan terkait penanganan Covid-19 dalam beberapa hari belakangan lebih banyak dipenuhi oleh perdebatan berbau saling  menyalahkan antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat.

Lebih tepatnya, Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta dalam banyak kesempatan terus menyerang dan menyalahkan pemerintah pusat dalam penanganan pandemi yang sedang kita alami bersama ini.

Anies seolah memiliki prespektif sendiri dalam menanganinya, ia selalu merasa dirinya paling cekatan dan paling mumpuni, jika penanganannya terlihat kedodoran ia dengan sigap akan mencari pihak untuk disalahkan.

Dalam beberapa kesempatan Anies Baswedan memang terkesan gercep dalam menangani masalah pandemi ini, ia merupakan Kepala Daerah pertama yang meminta Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), bahkan dalam beberapa kesempatan secara implisit Anies meminta dukungan dan kewenangan untuk melakikan Lockdown  atau dalam istilah aturan Undang -Undang Karantina Kesehatan di Indonesia di sebut karantina wilayah.

Langkah-langkah yang dilakukan Anies Baswedan ini tentu saja di respon oleh pemerintah pusat, dengan menerbitkan maklumat yang menyatakan bahwa kewenangan untuk menentukan karantina wilayah ada di pemerintah pusat, bukan di pemerintah daerah.

Nah, ini yang kemudian di glorifikasi oleh para pendukungnya, saya menyebut pendukungnya karena Anies Baswedan sepertinya dijadikan simbol perlawanan oleh pihak-pihak yang menamakan dirinya oposisi atau mereka yang ridak menyukai pemerintah Jokowi.

Masalahnya tambah meruncing manakala ada banyak pihak pula yang berkeinginan agar lockdown segera diberlakukan di Indonesia atau paling tidak di Wilayah DKI Jakarta.

Tentunya kita semua masih ingat beberapa jam setelah Kasus positif 01 dan 02 dikonfirmasi pemerintah melalui pengumuman yang dilakukan Presiden Jokowi dan Menteri Kesehatan, Terawan Hadi Putranto.

Anies Baswedan juga melakukan jumpa pers dan menyebutkan bahwa Jakarta dalam keadaan genting, akibatnya sudah bisa ditebak, panic buying terjadi.

Nah, mulai saat itu, narasi Anies Baswedan bahwa dirinya sudah mulai bertindak dalam mengantisipasi "Pneumonia Wuhan" sejak awal Januari 2020, mulai ia sebarkan melalui berbagai forum, termasuk lewat siaran di berbagai stasiun tv swasta, Channel Youtube hingga terakhir media asing asal Australia The Sidney Morning Herald terbitan 7 Mei 2020.

Wawancara Anies dengan SMH inilah yang kemudian menarik perhatian banyak pihak di Indonesia. Karena Anies seperti memposisikan dirinya berlawanan dengan pemerintah pusat dengan menggunakan narasi yang tak sesuai fakta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun