Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Semoga Naturalisasi Sungai ala Anies Bukan Halusinasi

6 Januari 2020   12:01 Diperbarui: 6 Januari 2020   12:19 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini  Senin (06/01/20) Jakarta, Bogor, Depok dan sekitarnya kembali diguyur hujan, rasa was-was ada sih. Apakah banjir besar kembali akan datang? Akh untungnya hujan intensitasnya tal terlalu tinggi dan saat saya menulis ini sudah reda.

Perasaan tak tenang dan was-was setiap hujan turun akan kembali menimbulkan banjir seharusnya tak terjadi, jika kita percaya pada pemerintah bisa mengatasinya.

Memang tak mudah mengatasi banjir walaupun curah hujan sebagai salah satu penyebabnya sudah bisa diprediksi kapan turunnya dan seberapa besar intensitasnya.

Dari jaman ke jaman banjir memang terjadi. Di Jakarta saja banjir sudah terjadi sejak jaman baheula, menurut situs Historia banjir tercatat melanda Jakarta  tahun 1600-an, saat Jan Pieterszoon Coon menjadi Gubernur Jenderal VOC.

Untuk mengatasinya  sang Gubernur Jenderal kemudian membangun kanal-kanal dan sodetan di sungai Ciliwung. Namun tak berhasil, banjir tetap saja terjadi.

Pada awal abad 20 banjir besar kembali melanda Jakarta tepatnya pada tahun 1918, untuk mengatasinya dua tahun kemudian Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang dijabat oleh Johan Paul Van Limburg  membangun Kanal Banjir Barat.

Namun hasilnya tetap saja tidak maksimal, tahun 1933 banjir kembali lagi terjadi dengan intensitas lebih besar, saat itu pemerintah Hindia Belanda mencoba mengendalikan air mulai dari hulu.

Bendungan Katulampa di Bogor dibangun untuk mengendalikan banjir dari hulu, kemudian pintu aur di bangun juga di Depok . Sungai direvitalisasi sampai hilir di teluk Jakarta. 

Namun tetap saja banjir besar terus terjadi lagi pasca kemerdekaan sampai hari ini banjir di Jakarta terus terjadi.

Mulai dari Gubernur Ali Sadikin, Tjokropranolo, Wiyogo Atmodarminto, Sutiyoso, tak ada satu pun yang mampu menyelesaikan banjir secara komprehensif.

Bahkan pada tahun 2007 saat Sutiyoso menjabat Gubernur DKI Jakarta titik banjir sangat banyak dan meluas hampir diseluruh wilayah Jakarta. Korban jiwa pun cukup banyak, 80 jiwa hilang akibat  banjit saat itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun