Mohon tunggu...
Ferry Koto
Ferry Koto Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang Usahawan, Memimpikan Indonesia Yang Berdaulat, Yang bergotong Royong untuk Mandiri dan Bermartabat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengingat Bung Hatta dengan Cara Hatta

27 September 2015   21:40 Diperbarui: 14 Maret 2020   15:35 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bung Hatta (dari sampul buku Hatta)

Irman Gusman, Ketua DPD RI, secara khusus memberikan rekomendasi untuk pembuatan Film tentang Bung Hatta dan menghimbauan pemerintah daerah di Propinsi Sumatera Barat memberikan dukungannya.

Dukungan yang dimaksud adalah dalam hal pendanaan pembuatam film yang diharapkan dapat dialokasikan dari dana APBD Provinsi Sumatera Barat maupun Kota/Kabupaten yang ada di Sumatera Barat.

——-0000——

Bagi Mohammad Hatta, kemerdekaan Indonesia, -sebagai mana yang disampaikanya dalam pidato saat pelantikannya sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia di Belanda- bukanlah sekedar merdeka dari Kolonialisme tapi juga merdeka dariFeodalisme.

Merdeka dari Kolonialisme adalah pembebasan dari penjajahan bangsa asing yang menguasai Indonesia, yang merampas hak kedaulatan bangsa Indonesia dalam mengurus dirinya dan bediri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Disisi lain, Hatta memandang, perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka adalah pembebasan untuk seluruh rakyat Indonesia, bukan untuk satu-dua golongan, bukan juga hanya untuk memerdekakan segelintir tuan-tuan untuk menggantikan kekuasaan penjajah, Belanda.

Bagi Hatta, perjuangan merdeka itu juga harus berupa pembebasan dari Feodalism yang membelenggu rakyat Indonesia, bahkan jauh hari sebelum bangsa penjajah menjajah negeri ini. Merdeka artinya tidak adalagi rakyat yang lebih rendah kedudukannya dari sekelompok elit, merdeka artinya tidak ada lagi rakyat yang menjadi sahaya dari sekelompok penguasa. Rakyat adalah pemilik kedaulatan sejati, dan untuk itu rakyat harus dibebaskan dari penjajahanKolonialism dan juga Feodalism.

Sikap Feodalistik menempatkan rakyat hanya sebagai objek dari penguasa. Rakyat tidak sepenuhnya berdaulat, tapi kedaulatan dipegang hanya oleh sekelompok orang, sekelompok elit, sekelompok bangsawan berdarah biru.

Itulah arti merdeka bagi Hatta, rakyatlah yang jadi tujuan merdeka itu, dan pada akhirnya rakyatlah yang berdaulat dan menjadi tuan atas tanah airnya, atas hajat hidupnya.

Hatta tidak hanya fasih menjelaskan makna merdeka dari pidato dan tulisannya, tapi Hatta konsisten menerapkan dalam kesehariannya. 

Sebagai salah satu founding father, Proklamator, bahkan wakil presiden yang sangat berkuasa, Hatta tidak pernah sekalipun merasa lebih tinggi kedudukannya dari rakyat Indonesia sehingga berhak mendapatkan penghormatan lebih, dilayani lebih, diperlakukan melebihi dari apa yang sudah dia berikan untuk Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun