Mohon tunggu...
Ferry Nalle
Ferry Nalle Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Penulis Dasar

Belajar menulis dalam kanvas yang tipis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Yang Terdalam

29 November 2021   17:01 Diperbarui: 29 November 2021   17:20 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Padang pasir itu nampak dingin dalam sendu.
Sapaan oase terasa hangat dalam dekapannya.
Mencoba meruntuhkan ego dalam pilu.
Walau tangis kian mengeras menampar dunia.

Sejenak lintas imaji kian menggerutu dalam nadi.
Mengoyak indahnya cinta yang sudah tertulis.
Merajut kembali kisah miris yang telah pergi.
Tentang dua insan yang sedang menangis.

Lalu tanya ku pada sang dewi
Apakah ku harus melanjutkan tanya kepada langit
Atau memilih pasrah pada jawaban bumi
Sang dewi terjebak dalam polarisasi yang sempit.

Menjemput senja dengan perasaan tak tentu
Meremehkan logika tentang arti tak terdefinisi
Karena ironi ini akan selalu memberi kalbu
Kecuali kamu yang memberi arti dari segala sisi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun