Mohon tunggu...
Ferry Silitonga
Ferry Silitonga Mohon Tunggu... karyawan swasta -

My life = psychology + movies + musics

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Hidup Tak Terlupakan (6)

8 Oktober 2010   13:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:36 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Melihat Hantu

[caption id="attachment_283160" align="alignright" width="200" caption="paranormalknowledge.com"][/caption]

Aku masih ingat waktu itu di kelas 3 SD. Tahun ajaran baru, seorang anak baru, pindahan dari kota, masuk kelas 3 juga, sekelas denganku. Namanya kalau ga Dani, Daniel, atau siapalah aku kurang ingat.

Ga tahu kenapa teman-temanku selalu memilih aku menjadi ketua kelas, mulai kelas 1 yang pada akhirnya berlanjut terus sampai aku kelas 6. Teman-temanku memilih tempat duduk murid bari ini untuk semeja denganku, paling depan, sejajar dengan meja guru.

Tentu saja aku meyambut baik hal itu. Perkenalan dan segala macamnya, dan ternyata rumahnya tidak jauh dari rumahku, hanya berjarak 3 rumah di seberang rumahku. Waktu itu kami menjadi teman yang sangat kompak. Di sekolah selalu bareng, bermain di lingkungan rumah juga bereng karena rumah kami berdekatan.

Sebenarnya aku masih terlalu muda untuk mempercayai dan mengerti hal-hal yang berbau mistis, bayangkan saja waktu itu, kelas 3 SD, masih berumur paling tidak 9 tahun. Tapi teman baruku yang satu ini sangat paham soal itu.

[caption id="attachment_283164" align="alignleft" width="167" caption="scaryforkids.com"][/caption]

Dia sering bercerita tentang kerpercayaannya kalau hantu itu ada. Dia bercerita kalau dia sering diceritakan tantang kisah-kisah hantu oleh neneknya yang pada waktu itu sudah sangat tua. Oh ya, dia tinggal bersama ayah dan neneknya disitu.

Dia juga menunjukkan kepadaku sebuah gelang dari perak yang selalu dia pakai kemanapun dia pergi. Katanya itu adalah pemberian neneknya dan bisa menangkal atau mengusir roh-roh halus.

Sebenarnya aku sih ga terlalu percaya waktu itu. Aku tahu dia hanya membual saja, hanya memamerkan barangnya kepadaku untuk membuatku cemburu. Maklumlah anak-anak. Tapi selanjutnya, percaya tidak percaya aku harus percaya memang gelangnya itu memang berguna untuk mengusir hantu.

Kejadiannya begini. Aku ga tahu yang jelas, tapi sangat yakin dengan suara-suara aneh yang selalu ku dengar setiap malam di depan rumahku. Sebagai gambaran, dulu, rumahku memiliki halaman yang cukup, atau sangat luas. Jadi, di sekeliling rumah, mulai teras sampai samping rumah dikelilingi oleh batu-batu kerikil sungai. Jadi kalau mau ke rumah, suara orang berjalan di atas kerikil akan sangat terdengar jelas.

Waktu itu juga aku mempunyai seekor anjing hitam yang sangat gemuk, besar, dan keren banget deh. Banyak orang takut sama anjingku ini saking gemuknya, bahkan banyak orang menyebautnya beruang hitam karena gemuknya.

Dan biasanya, kalau ada orang asing datang ke rumah, tentu saja dengan bunyi kerikil dari halaman biasanya anjingku segera menggonggong. Jadi bakal ketahuan kalu ada orang datang. Dan ini menjadi alarm yang sangat efektif sekaligus menjaga keamanan rumah.

[caption id="attachment_283168" align="alignleft" width="142" caption="tate.org.uk"][/caption]

Kembali ke suara-suara aneh tadi, suara-suara itu selalu kudengar setiap malam sekitar jam 9 ke atas. Suaranya ya seperti orang orang yang dengan sengaja menendang-nendang kumpulan kerikil untuk membuat keributan (aduh… aku udah mulai merinding nih ngangatnya). Banyangkan saja, kalau di siang hari aja suaranya cukup kencang dengan hanya berjalan saja, apalagi disunyinya malan hari yang dengan sengaja ditendang-tendang, pasti sangat keras bunyinya (tambah merinding nih… tar dilanjutin lagi….)

Dan yang paling aneh, kedua orang tuaku dan anjingku yang biasanya sangar ga dengar tuh suara. Sumpah aku tidak gila, karena kau jelas mendengarnya. Akhirnya, untuk mengetes kegilaanku, aku bercerita kepada temanku ini, dan dia bilang kalau itu benar-benar hantu. Akhirnya aku meminjam gelang saktinya, sekedar ingin tahu kebenarannya.

Dan memang benar, malam ketika aku memakai gelang itu suara itu tidak ada lagi. Aku tes lagi dengan hari berselang. Katika aku pakai, suaranya ga ada, tetapi ketika tidak kupakai suaranya kembali ada.

Tes lain yang kulakukan adalah ketika sore aku merapikan permukaan kerikil tersebut, jadi kalau ada menginjakknya, makan akan terlihat jelas bekas kaki. Malamnya, suara itu muncul lagi, di pagi hari, aku cepat-cepat keluar dan aku terkejut dengan apa yang ku temukan. Terdapat jejak-jejak kaki yang sangat besar mengobrak-abrik permukaan yang sudah kurapikan.

Aku sudah menceritakan hal ini kepada kedua orang tuaku, tapi sama sekali mereka tidak percaya. Hal ini terus berlangsung, lama, sampai temanku tadi pindah lagi ke kota, dia hanya 3 bulan di desaku waktu itu.

Kemudian, ketika aku sudah bosan dengan suara-suara ini, akhirnya aku memutuskan untuk melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. Kebetulan kamarku berada tepat menghadap halaman, jadi ada jendela yang kalau dibuka akan langsung ke halaman dimana suara-suara itu terus muncul.

Aku ambil kursi meja belajar, aku berdiri dan mengintip dari sela-sela jendela. Lubangnya cukup besar sehingga aku bisa melihat dengan jelas yang ada di depanku. Aku melihatnya, sesosok pria gemuk, seperti kabut, karena aku bisa melihat bunga ditaman yang tembus tubuhnya, memiliki 2 lobang mata, tidak ada tangan dan tidak ada kaki.

Aku melihatnya dengan begitu jelas dan aku terkejut tetapi tidak takut. Karena aku terkejut, ada suara gemertak di jendela karena tanganku menabraknya. Kemudian dia melihat aku (aduh… merinding lagi nih…), aku langsung turun dan pergi ke ruang tamu dimana ayah dan ibuku sedang nonton.

Sejak saat itu, aku tidak pernah mendengar suara itu lagi. Teman-temanku bilang, seandainya, si hantu yang duluan melihat aku, maka aku pasti mati. Mulai waktu itu, mataku ini sangat sensitif. Aku tidak bisa melihat dengan jelas, tapi aku sangat bisa merasakan kehadiran mereka…waspadalah…

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun