Mohon tunggu...
Ferni Nofianty Dewi
Ferni Nofianty Dewi Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang ibu yang gemar memasak

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Kata Nenek, Gadget Enggak Baik Buat Cucu

26 Mei 2015   14:05 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:34 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hm, Sudah lama tidak mengisi tulisan di halaman di Kompasiana, coba menulis lagi ah. Beberapa hari ini saya kepikiran mengenai dampak bermain gadget atau smartphone bagi anak. Soalnya nenek anak saya yang tak lain ibu kandung saya sendiri seringkali mengambil handphone saya ketika si kecil asik bermain games. Mending jadi makin diam, anak saya malah menangis sejadi-jadinya. Kata neneknya, “nenek juga pas kecil enggak main beginian enggak apa-apa.” Lah iya, neneknya hidup jaman bareto, cucunya hidup jaman jin masuk masuk internet. Kalau sudah begini, pusing deh jadinya. Ngomongin si nenek enggak bisa, mendiamkan anak juga enggak mudah.

Padahal kalau dipikir-pikir gadget sudah menjadi bagian perkembangan teknologi masa kini. Jadi, barang seperti tablet, smartphone, netbook , dan sebagainya ya wajar sana sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Sayangnya, untuk menanggapi perkembangan teknologi seiring jamannya tidak sedikit orang tua, eh maaf orang tua banget tidak mengerti hal itu. Pokoknya barang yang enggak ada pada jamannya, enggak baik bagi si anak. Syukur-syukur punya kakek-nenek canggih malah ikutan main games bareng si cucu. Kalau tidak? Ya kejadian kayak nenek dan cucu di rumah saya. Enggak akur kalau soal gadget. Lalu bagaimana dong?

Menurut psikolog Anna Surti Ariani, keranjingan gadget memang dapat membuat kurangnya gerak tubuh dan kesulitan dalam pelajaran. Contohnya pada anak yang sedang belajar menulis. “Karena penggunaan gadget hanya dua jari, sementara untuk menulis butuh lima jari,” kata ibu dua anak ini. “Koordinasi motoriknya jadi kurang bagus. Meski begitu gadget juga memiliki dampak positif kok, karena gadget memiliki banyak permainan yang mengandalkan hukum fisika dalam pemecahan masalah. Contoh yang paling mudah didapati adalah Angry Birds, yang mengusung hukum pegas dalam memberantas babi pencuri telur burung (sumber buka angka 1). 

Nah kalau soal gadget, saya memang sengaja mengunduh permainan yang bisa memberi pengetahuan bagi anak, seperti permainan kereta api, anak jadi tahu kalau moda transportasi tak hanya motor dan mobil. Lalu, permainan balon warna-warna warni, selain bisa mencocok warna perlahan anak saya menjadi mengenal warna. Dia sudah tahu beda warna biru, hijau, dan merah pada umurnya 3 tahun sekarang ini.

Menurut psikolog Anna lagi, gadget bisa berdampak buru jika tidak ada pembatasan bermain bagi anak. Hal mendasar dampak buruk penggunaan bagi anak yaitu kemampuan interaksi pada anak menjadi rendah. Aneh juga sih kalau sampai anak malah asik ngobrol sama tablet atau handphone dibanding sama nenek sendiri. Anak tentunya harus banyak berinteraksi dengan orang dan lingkungan sekitar.

Anna menambahkan anak di bawah usia 2 tahun harus dilarang menggunakan gadget. Alasannya, tentu saja gadget berpotensi dibanting atau malah membentur si bayi. Sedangkan, anak usia 2-6 tahun maksimal menggunakan satu jam sehari untuk bermain gadget. Kalau anak berumur di atas 6 tahun maksimal dua jam sehari. Kalau itu ukuran waktunya, anak saya yang berlum berumur 5 tahun sudah kelebihan nih waktu bermain gagdetnya.Jadi harus dikurangi waktu bermain gadgetnya.

Sementara pendapat Jovita Maria Ferliana, M.Psi. Psikolog dari RS Royal Taruma, untuk anak usia di bawah 5 tahun, pemberian gadget sebaiknya hanya seputar pengenalan warna, bentuk, dan suara. Nah, mungkin bisa dicari nih games sesuai kriteria tersebut buat anak dibawah 5 tahun. Psikolog Jovita berpendapat pada usia dibawah 5 tahun, orang tua harus berperan aktif mendampingi anak bermain games, jadi yang utama bukan gadget -nya, tapi fungsi orangtua. Gadget hanya sebagai salah satu sarana untuk mengedukasi anak. Kalau dibahas dari sisi neurofisiologis, otak anak berusia di bawah 5 tahun masih dalam taraf perkembangan. Anak sebaiknya diberi rangsangan sensorik secara langsung, Misalnya meraba benda, mendengar suara, berinteraksi dengan orang, dan sebagainya (sumber buka angka 2).

Kalau dilihat dari sisi pekembangan teknologinya, gadget akan membantu perkembangan fungsi adaptif seorang anak. Jika jaman sekarang sudah ada gadget, maka anak pun harus tahu cara menggunakannya. Nah, jadi ada pembelaan nih kalau nenek melarang cucunya bermain gadget. Nenek dan cucu tentu beda jaman. Salah satu fungsi adaptif manusia zaman sekarang adalah harus mampu mengikuti perkembangan teknologi.

Nah, jadi tahu nih dampak positif bermain gadget dan aturan waktu menggunakannya. Menurut saya sendiri sih, hidup harus seimbang. Kalau anak bisa menggunakan gadget dengan batasan waktu dan selalu didampingi orang tua ya enggak masalah. Satu lagi, selalu berupaya mencari tahu apa dampak positif dalam penggunaan gadget. Jangan segala macam enggak dibolehin. Kalau terus mengikuti kata nenek ya gawat juga. Masa jaman nenek masih main tanah, cucu enggak boleh main gadget. Intinya mari bijak membolehkan anak dalam bermain gadget.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun