Mohon tunggu...
Fernando Simandalahi
Fernando Simandalahi Mohon Tunggu... Editor - Editor

Only a nerd, trapped in the right body. :D I write quotes on Instagram: @fernandosimandalahi || Baca Novel Wattpad: My (Not So Hot) Pariban : https://www.wattpad.com/343102339-my-not-so-hot-pariban-on-going-satu || Go follow. :)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Dari Mana Orang Batak Dapat Suara Merdu Itu?

31 Oktober 2017   12:15 Diperbarui: 31 Oktober 2017   12:45 5309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gbr. Judika -- Sumber: Republika

Rasanya, kita semua setuju kalau perhelatan kompetisi bernyanyi tidak akan sama jika tidak ada orang Batak yang terlibat di dalamnya. Atau setidaknya, seolah ada yang kurang jika tidak ada orang Batak-nya. Penampilan orang Batak selalu ditunggu, dan biasanya memang tidak mengecewakan.

Meskipun tidak selalu berada di podium juara pertama, nyatanya orang-orang Batak menjadi pesaing yang tidak boleh dianggap remeh. Hal ini terbukti dari munculnya nama-nama orang Batak sebagai pemenang--sekali lagi, meskipun bukan juara pertama---di beberapa kompetisi. Sebut saja Margareth Siagian, Maria Pasaribu, Joy Tobing, Novita Marpaung, dan (mungkin) yang paling terkenal: Judika. Selain itu, banyak juga penyanyi-penyanyi Batak yang sudah mempunyai nama di industri musik Indonesia. Ada penyanyi legendaris: Panbers (Panjaitan Bersaudara), Rita Butar-Butar, Viktor Hutabarat, dan penyanyi-penyanyi muda berbakat seperti Vicky Sinanipar, Lea Simanjuntak, Momo Geisha, Virgoun Last Child, dan masih banyak lagi.

Rasanya, seolah orang Batak dilahirkan sepaket dengan suara merdu. Karena bukan hanya artis-artis terkenal, banyak juga orang-orang awam Batak yang bernyanyi dengan sangat baik dan in tune. Trio-trio batak menjamur di mana-mana, penyanyi-penyanyi cover Youtubejuga penuh dengan orang Batak, dan banyak paduan suara dari tanah Batak memenangkan pertandingan bahkan ke mancanegara.

Tapi, apakah memang semua orang Batak pintar bernyanyi?

Sebenarnya, jawaban jujurnya adalah: tidak. Banyak juga orang Batak yang bernyanyi marsamburetan (belepotan) dan kacau. Namun secara general, mungkin benar bahwa kemampuan bernyanyi sudah mengalir dalam darah orang Batak sejak dahulu kala.

Lalu, dari mana sebenarnya sebagian besar orang Batak ini mendapatkan suara merdu mereka?

Well, ini sebenarnya pertanyaan sulit. Tapi, mungkin masih bisa dibahas.

Saya tidak tahu jenis musik apa yang didengar oleh orang-orang Batak jaman dahulu. Tapi yang pasti, musik yang mereka dengar pasti melibatkan nada-nada tinggi dan andung-andung(ratapan). Hal ini terbukti dari lagu-lagu ciptaan orang Batak biasanya membutuhkan jangkauan (range) vokal yang besar, seperti lagu Sapataatau Didia Rokkaphi dengan lirik-lirik yang mangandungi (meratap). Anda mungkin harus memunculkan urat-urat leher saat menyanyikannya.

Itu juga yang membuat orang-orang Batak memiliki selera musik yang bagus. Terbiasa mendengar suara-suara tinggi seperti milik Rita Butar-Butar, Jack Marpaung, atau Charles Simbolon, berhasil melatih telinga orang Batak selektif memilih lagu yang akan didengarkan. Orang Batak biasanya lebih memilih lagu pop-rock ketimbang lagu dangdut atau semacamnya.

Bukan hanya itu saja. Sejak kecil, anak-anak Batak memang sudah terbiasa bernyanyi di Sekolah Minggu. Bukan hanya sekedar bernyanyi, guru-guru Sekolah Minggu biasanya memberikan pelatihan dan  persiapan khusus untuk acara-acara penting seperti Paskah, Natal atau Tahun Baru, yang melibatkan pembagian suara, pemilihan soloist, dan beberapa coreography. 

Setelah beranjak dewasa, orang-orang Batak juga (secara tidak langsung) diajari untuk membaca atau memahami not angka, melalui teks-teks lagu gereja yang biasanya dilengkapi dengan not. Mungkin ini juga yang membuat orang Batak lebih mudah untuk menyanyikan sebuah lagu. Mereka juga terbiasa untuk mengambil part suara masing-masing (sopran, alto, tenor, bass) saat bernyanyi di gereja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun