Mohon tunggu...
Fernando Hadi Pratama
Fernando Hadi Pratama Mohon Tunggu... Pelajar -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hewan Besar? Apakah Selnya Juga Besar?

25 Agustus 2018   20:13 Diperbarui: 25 Agustus 2018   21:02 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hola, Para Pembaharu Dunia!

Welcome to my first blog at Kompasiana.com! Pada artikel pertama saya ini, saya akan membahas mengenai unit terkecil pada mahkluk hidup, yaitu SEL!!! Sel pada mahkluk hidup sangat bermacam-macam dari bentuk, jumlah, dan ukurannya. Blog ini akan membahas secara menyuluruh mengenai, Apakah berat tubuh hewan mempengaruhi ukuran dari tiap sel yang ada? Saya kasih bocoran dulu deh, blog ini akan membandingkan sel pada tikus dan gajah! WOW! Sangat menarik, bukan? Langsung saja yuk! Kita kupas secara lengkap mengenai pengaruh berat tubuh hewan terhadap ukuran dari tiap sel.

Dasar Teori

     Sel merupakan unit strukutural terkecil pada mahkluk hidup dan berjumlah sangat banyak. Walapun ukurannya sangat kecil, sel dapat berperan untuk mewariskan sifat genetik ke generasi berikutnya. Sel ditemukan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 saat mengamati sel gabus dari dinding sel yang sudah mati dengan menggunakan mikroskop sederhana. Pada saat itu ia melihat ruangan kecil dan kosong, kemudian dinamakan sel yang berasal dari Bahasa Latin, "cellula" yang berarti: kamar kecil.

     Pada umumnya tipe sel dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan ada tidaknya membran inti, yaitu eukariotik dan prokariotik. Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki membran inti dan membungkus DNA. Sel eukariotik terdapat pada kingdom Protista, Fungi, Animalia, dan Plantae. Sedangkan sel prokariotik merupakan sel yang tidak memiliki membran inti dan terdapat pada kingdom Eubacteria dan Archaebacteria.

     Sel yang ada pada mahkluk hidup memiliki ukuran diameter antara 1-100 mikrometer dengan volume antara 1-1000 mikrometer kubik. Ukuran tersebut sangat susah dilihat langsung oleh mata telanjang. Maka dari itu, kita hanya dapat melihat sel dengan menggunakan mikroskop. Selain ukuran sel yang bervariasi dari 1-100 mikrometer, bentuk dari sel tersebut juga bervariasi seperti, cuboid, fibrous, polygonal, spheroid, dan lain-lain. Pada hewan, diameter sel pada umumnya berukuran 20 mikrometer.

     Pada setiap sel yang ada, terdapat makromolekul yang terdiri dari karbohidrat, lipid, protein, dan asam nukleat. Makromolekul sendiri memiliki arti molekul besar yang terdiri atas blok penyusun atau banyak atom. Sebagian besar makromolekul yang ada berbentuk polimer atau molekul panjang dan terdiri dari banyak blok penyusun identik. Contoh makromolekul yang pertama adalah karbohidrat. 

Karbohidrat terbagi menjadi monosakarida yang tersusun dari satu monomer gula, disakarida yang tersusun dari dua monomer gula, dan polisakarida yang tersusun dari banyak monomer gula. 

Karbohidrat memiliki fungsi sebagai sumber energi dan penyusun struktur sel. Kemudian ada lipid atau lemak yang berfungsi sebagai sumber energi cadangan dan lapisan pelindung dari sel. Yang ketiga ada protein yang berfungsi sebagai dukungan struktural sel, memperbaiki sel yang rusak, dan membantu melawan substansi asing. Dan makromolekul yang terakhir adalah asam nukleat yang merupakan polinukleotida yang terdiri dari satu gugus phospat, satu gula ribosa, dan satu basa nitrogen. Fungsi dari asam nukleat adalah, sebagai pembawa tenaga kimia (ATP) dan bahan baku pembuat materi genetik.

     Setiap sel pada mahkluk hidup terdiri atas organel-organel sel yang beraneka ragam baik jenis maupun ukurannya pada sel hewan dan juga sel tumbuhan. Secara umum, organel-organel sel itu adalah, membran sel, nukleus, sitoplasma, ribosom, retikulum endoplasma, badan golgi, lisosom, peroksisom, glioksisom, mitokondria, plastida, vakuola, sentrosom, sitoskeleton, dan dinding sel. 

Tetapi, seluruh organel sel tersebut tidak pasti ada dalam setiap mahkluk hidup. Sebagai contoh perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan. Pada sel hewan memiliki vakuola yang berukuran kecil dan sentriol sedangkan tidak memiliki dinding sel dan plastida. Sedangkan pada sel tumbuhan memiliki vakuola yang berukuran besar , dinding sel yang kaku, dan plastida yang terdiri atas leukoplas, kromoplas, kloroplas dan  tidak memiliki sentriol.

     Setiap mahkluk hidup tentunya memiliki jumlah sel yang sangat banyak. Jumlah sel yang sangat banyak tersebut disebabkan oleh adanya pembelahan dari masing-masing sel yang ada. 

Sel pada mahkluk hidup dapat mengalami pembelahan secara amitosis, mitosis, dan meiosis. Pembelahan amitosis terjadi pada mahkluk hidup prokariotik sedangkan mitosis dan meiosis terjadi pada mahkluk hidup eukariotik. Pengertian dari mitosis sendiri adalah, pembelahan yang terjadi pada sel dan menghasilkan dua sel anakan yang memiliki sifat yang sama dengan induknya. Sedangkan sel meiosis adalah pembelahan yang terjadi pada sel dengan menghasilkan dua sel yang memiliki sifat berbeda dari induknya. Dengan adanya pembelahan sel tersebut maka jumlah sel yang ada pada setiap mahkluk hidup berbeda tergantung dengan kemampuan sel untuk membelah dirinya menjadi banyak.

     Setelah membahas dasar-dasar dari sel, sekarang kita akan membahas mahkluk hidup yang menjadi akan kita bandingkan supaya kita dapat lebih mendalami jenis mahkluk hidup yang akan kita bahas. Mahkluk hidup yang akan kita bandingkan pada blog ini adalah gajah dan tikus, maka dari itu mari kita perdalami hewan tersebut satu persatu. Yang pertama yaitu hewan gajah, gajah adalah hewan darat terbesar di dunia. 

Gajah termasuk dalam kingdom Animalia, yang memiliki familia Elephantidae dan ordo Proboscidea. Setiap gajah memiliki massa tubuh kurang lebih 3-7 ton dan memiliki tinggi sekitar 2-4 meter. Dari jenis yang ada, dapat diketahui bahwa jenis gajah asia memiliki ukuran yang lebih kecil daripada gajah afrika. Sedangkan apabila kita melihat anatomi dari gajah, dapat dilihat bahwa gajah memiliki kerangka yang terdiri dari 326- 351 tulang. Kemudian, contoh morfologi pada gajah yaitu, telinga yang lebar, belalai, empat kaki, kulit yang tebal, dan lain-lain.

     Hewan kedua yang akan kita bahas adalah tikus. Tikus termasuk dalam kingdom Animalia dan memiiki famili Muridae dan ordo Rodentia. Tikus adalah hewan pengerat yang berukuran kecil dan merupakan hewan yang berperan penting dalam biologi dan juga dapat dijadikan hewan peliharaan. Massa tikus pada umumnya adalah sekitar 100-300 gram.

     Dan yang terakhir kita juga akan membahas dasar-dasar dari terjadinya pertumbuhan makhluk hidup. Pertumbuhan terjadi pada setiap mahkluk hidup yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. 

Contoh faktor internal yang mempengaruhi adanya pertumbuhan pada mahkluk hidup yang pertama adalah gen. Gen yang dimaksud adalah pembawa sifat genetik bagi keturunannya yang telah diwariskan oleh induknya. Kemudian, faktor kedua yang mempengaruhi adanya pertumbuhan pada mahkluk hidup adalah hormon.  

Pengertian hormon sendiri adalah zat yang berfungsi mengendalikan berbagai fungsi dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain, hormon GH (growth hormone) dan hormon neuropeptida. 

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adanya pertumbuhan adalah nutrisi dan lingkungan.  Dengan adanya nutrisi atau asupan gizi yang baik pada tubuh mahkluk hidup, maka mahkluk hidup tersebut akan sehat dan lebih sulit untuk terserang bakteri atau virus yang menyebabkan penyakit. Serta kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi kesehatan mahkluk hidup tersebut. Mahkluk hidup yang tinggal di daerah bersih akan lebih sulit terserang penyakit daripada mahkluk hidup di daerah yang kotor karena banyaknya peredaran bakteri atau virus.

Pendapat Saya

Dari adanya dasar teori pada bahasan sebelumnya mengenai sel, tikus, dan gajah, saya memiliki opini bahwa ukuran sel pada setiap mahkluk hidup TIDAK berbeda sangat drastis. Sehingga ukuran sel pada tikus dan gajah tidak terlalu berpengaruh terhadap massa/ bobot dari hewan tersebut. Pada umumnya ukuran sel pada mahkluk hidup memiliki diameter dengan ukuran 1-100 mikrometer. 

Sehingga, jikalau ukuran sel pada tikus dan gajah berbeda, kisaran perbedaannya tidak terlalu besar atau ukuran sel masih di antara batas bawah dan batas atas dari ukuran sel normal. 

Opini ini dapat lebih diperkuat dengan  hasil penilitian "University of Florida Genetics Institute, Harvard Medical School" mengenai ukuran sel. Mereka mengemukakan bahwa "Cells from the smallest to the largest of mammals often seem to be one size fits all." Atau dapat diartikan bahwa ukuran sel pada hewan mamalia terkecil hingga terbesar memiliki satu ukuran yang sama.

     Lantas, apa yang menyebabkan bobot dari kedua mahkluk hidup itu berbeda, padahal ukuran dari masing-masing sel sama? Menurut pendapat saya, hewan gajah yang memiliki bobot lebih berat daripada tikus disebabkan oleh jumlah sel yang lebih banyak daripada sel pada tikus. Karena jumlah sel yang lebih banyak, maka dapat dilihat bahwa organ pada hewan gajah lebih besar daripada tikus. Sebagai contoh sel pada kulit gajah lebih banyak jumlahnya daripada sel pada kulit tikus karena kulit gajah sangat tebal, kurang lebih 25 sentimeter. 

Selain itu, ukuran sel pada gajah dan tikus dapat menyebabkan perbedaan jangka hidup masing-masing hewan, karena semakin besar ukuran suatu hewan, maka kemampuan metabolisme selnya semakin lambat dan sel bersifat permanen. Pada gajah, dapat diketahui bahwa hewan tersebut memiliki jangka hidup kurang lebih selama 70 tahun dengan masa kehamilan induk selama kurang lebih 20 bulan, sedangkan tikus hanya memiliki jangka hidup selama 1-2 tahun dengan masa kehamilan induk selama 20 hari.

     Selain itu, sel yang memiliki ciri khas selalu membelah untuk memperbanyak jumlah sel yang ada juga dapat mempengaruhi bobot gajah yang lebih besar. Sel pada gajah sangat cepat mengalami pembelahan karena kebutuhan sel pada organisme gajah lebih besar daripada kebutuhan sel pada organisme tikus untuk menjalankan fungsi dari masing-masing organ sehingga jumlah sel pada gajah lebih banyak.

     Faktor internal yang juga mempengaruhi bobot gajah adalah gen. Gen yang diturunkan oleh induk gajah selalu sama, yaitu berbobot besar. Demikian juga seperti gen pada induk tikus yang diturunkan ke keturunannya yang memiliki bobot kecil. Selain faktor dari dalam yang mempengaruhi perbedaan ukuran hewan tikus dan gajah, faktor eksternal seperti lingkungan dan nutrisi dari masing-masing hewan mempengaruhi perbedaan bobot hewan. 

Gajah hidup pada kondisi lingkungan yang baik/ bersih sehingga nutrisi dan gizi pada gajah juga tercukupi dan fungsi-fungsi sel dapat berjalan secara maksimal. Sedangkan tikus hidup pada kondisi lingkungan yang kurang baik/ kotor sehingga nutrisi yang didapatkan oleh tikus tidak dapat memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi pada sel dan fungsi dari masing-masing sel tidak dapat berjalan dengan maksimal.

 Kesimpulan

     Dari pendapat saya mengenai pengaruh ukuran sel pada bobot hewan gajah dan tikus, dapat disimpulkan bahwa ukuran sel tidak mempengaruhi perbedaan bobot pada gajah dan tikus, melainkan jumlah sel-lah yang menyebabkan perbedaan bobot kedua hewan tersebut. Faktor lain yang mempengaruhi perbedaan bobot hewan adalah gen induk pada hewan itu, kondisi lingkungan dari tempat tinggal hewan tersebut, dan asupan nutrisi dari masing-masing hewan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa jumlah sel, ukuran tubuh, dan jangka hidup pada mahkluk hidup selalu saling berbanding lurus.

     So, gimana gaes? Sekarang pengetahuan kalian mengenai SEL makin bertambah kaya, bukan? Mohon maaf apabila ada salah ketikan maupun kata-kata pada blog ini. Terima kasih para fansku yang sudah mau mampir ke blog pertamaku di kompasiana.com. Semoga blog ini dapat berguna bagi kalian semua ya, gaes! Dan jangan lupa untuk selalu mengupdate isi otak kalian dengan blog-blog karyaku di akun ini! Dijamin kalian semua gak akan pernah neysel !!! AMDG.


Daftar Pustaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun