Mohon tunggu...
Fernanda Dewa
Fernanda Dewa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Pemikir

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia: Masihkah Menjadi "Pemimpin" di Asia Tenggara?

26 Mei 2022   22:05 Diperbarui: 26 Mei 2022   22:53 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia lampaui Singapura sebagai negara diplomatis di Asia Tenggara. (Merdeka.com)

            

Penulis: Fernanda Dewa

Indonesia merupakan negara terbesar di Asia Tenggara. Terbesar dalam artian luas wilayah dan juga jumlah penduduk di kawasan tersebut. Negara dengan luas wilayah terbesar ke-4 dan penduduk terbanyak ke-3 di dunia ini merupakan negara di Asia Tenggara yang merdeka pertama kali yaitu pada tanggal 17 Agustus 1945.  

Negara poros maritim ini juga merupakan negara “langganan” jajahan bagi bangsa eropa selama lebih dari tiga abad. Maka tak ayal, dengan banyaknya pengalaman dalam mencapai negara yang berdaulat dan sebagai pionir untuk menjadi negara merdeka, Indonesia mempunyai posisi tersendiri diantara negara-negara Asia Tenggara.

Sejak kemerdekaannya diakui oleh PBB tahun 1949, Indonesia mulai mendominasi politik regional di Asia Tenggara. Hal ini dibuktikan dengan diadakannya konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955, dimana Indonesia menjadi salah satu dari lima negara pendiri. 

Konferensi ini memiliki tujuan yang sesuai dengan tujuan nasional bangsa Indonesia yaitu memperjuangkan kemerdekaan dan menghapus penjajahan di dunia, tidak hanya itu konferensi ini juga merupakan kerjasama negara Asia-Afrika dalam bidang ekonomi dan kebudayaan. Ini menandakan bahwa Indonesia sangat berkomitmen untuk mendorong negara-negara di dunia, dimulai dari Asia Tenggara untuk menentang kolonialisme dan mencapai negara yang independen. 

Lebih lanjut lagi, masih di era yang sama di pemerintahan Soekarno, Indonesia menjadi salah satu pendiri Gerakan Non Blok (GNB) di tahun 1961. Gerakan ini merupakan komitmen dari negara-negara yang tergabung untuk tidak menjadi pion dari dua hegemoni dunia, yang pada saat itu dimiliki oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet. Hal ini lagi-lagi menunjukkan Indonesia sebagai garda terdepan di kawasan dalam mempromosikan hak menentukan nasib sendiri, non-intervensi, dan aktif dalam perdamaian dunia.

Pengaruh Indonesia di kawasan tetap berlanjut di era pemerintahan Soeharto. Pada tahun 1967 Indonesia kembali berperan menjadi pendiri organisasi di regional yaitu ASEAN di Bangkok, Thailand. 

Organisasi yang gedung sekretariatnya terletak di Jakarta itu menampung kepentingan-kepentingan anggota dalam menghadapi tantangan global di bidang ekonomi dan geopolitik. Indonesia menjadikan ASEAN sebagai wadah untuk memajukan arah politik bebas aktif yaitu bersikap netral dan ikut serta dalam perdamaian dunia. 

Lewat ASEAN juga Indonesia menekankan pentingnya penyelesaian konflik secara diplomatis alih-alih konfliktual dengan mengedepankan kerja sama dan diplomasi negosiasi. 

Hal ini terlihat saat Indonesia mengirim pasukan perdamaian pada perang Vietnam dan menjadi pihak penengah pada konflik Vietnam dengan Kamboja serta Filipina dengan Moro National Font Liberation (MNFL). Dalam menjalankan tugasnya sebagai penengah konflik, Indonesia selalu mengedepankan prinsip menolak penggunaan senjata, perdamaian, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun