Mohon tunggu...
F. Norman
F. Norman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Pemerhati Sosial dan Politik Amatiran....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

ICW: Demokrat "Rumah Aman" Koruptor, Mengikuti Anas Urbaningrum?

26 Oktober 2010   10:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:05 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_303710" align="alignleft" width="103" caption="Dok: Pos Kota"][/caption] ICW merilis laporan resminya hari Minggu yll, bahwa ada 6 Kepala Daerah yang terjerat kasus korupsi ternyata merasa "aman" setelah loncat menjadi kader Partai Demokrat, sebab hukum seakan-akan lunglai menyentuh mereka (MI,25/10). Modusnya dengan pindah dari partai yang ada ke partai pemenang pemilu (Demokrat). "Ada beberapa di antaranya pindah ketika terkait kasus", ujar Tama.S.Langkun, peneliti ICW dalam konfrensi persnya. ICW menangkap kesan bahwa Demokrat memberi "perlakuan yang istimewa" bagi Kepala Daerah yang bermasalah ini. Dari penundaan terbitnya izin pemeriksaan, penangguhan eksekusi penahanan sampai dicalonkan lagi dalam Pilkada oleh Demokrat. Adapun tiga contoh dari ke enam Kepala Daerah itu sbb:

  1. Agusrin Najamudin (Gubernur Bengkulu), telah menjadi tersangka sejak 2009 tetapi kembali menang dalam Pilkada Gubernur Bengkulu dengan diusung oleh Demokrat (asal partai dari PKS/PBR).
  2. Sukawi Sutarip (Walikota Semarang), tersangka dan menunggu izin pemeriksaan dari Presiden (asal partai dari PDIP).
  3. Ismunarso (Bupati Situbondo), vonis sembilan tahun penjara dan belum dieksekusi sampai hari ini (asal partai PPP).

Dalam ulasannya Media Indonesia memakai kata "mengejutkan" terhadap hasil penelitian ICW tsb. Tetapi bagi penulis merupakan sesuatu yang sudah diprediksi sebelumnya. [caption id="attachment_303708" align="alignleft" width="121" caption="Dok: Republika"][/caption] Dalam tullisan penulis 15 April 2010: Anas Bos Demokrat, Koruptor Bahagia, mengulas sepak terjang "hitam" Ketum Partai Demokrat Anas Urbaningrum saat masih menjadi anggota KPU Pemilu 2004 lalu. Tulisan itu turun saat Anas akan mengadakan Deklarasi pencalonannya sbb Calon Ketum Demokrat, berikut kutipannya sbb: Tapi ingatkah anda kejadian 5 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 8 Juni 2005, ia didampingi oleh Wakil Ketua KPU Ramlan Surbakti dan Anggota KPU lainnya Valina.S.Subekti, mengadakan jumpa pers pengunduran dirinya sebagai anggota KPU. Disebabkan hengkangnya ia ke Partai Demokrat sebagai Ketua Bidang Politik. Padahal KPU Pusat saat itu ditengah sorotan publik akibat gratifikasi dan tertangkap basahnya Mulyana. W. Kusumah oleh KPK ketika akan menyuap auditor BPK Khairiansyah Salman. Sungguh tindakan “penyelematan diri” yang gemilang dan timing yang tepat saat itu. Terbukti pamor Anis makin mencorang setelah itu, sedangkan kemudian beberapa Anggota KPU masuk bui dan yang lainnya pamornya telah tenggelam di hiruk pikuk dunia politik Indonesia. Jadi jangan heran, Bung Anas membayar penyelamatan tersebut dengan retorika yang apik (kadang-kadang tidak nyambung) dan membela habis-habisan kebijakan pemerintah ketika PD dirundung malang akibat gempuran kaus pat-gulipat Bank Century. Tanggapan dari kompasiners macam-macam dan terjadi pro-kontra atas tulisan tsb. Sekarang apa yang dilakukan oleh ke-6 kepala daerah itu hanya "ulangan" dari kisah dramatis Anas saat meninggalkan rekan-rekan KPU nya yang sedang dirundung malang. Mungkin juga para pejabat itu berfikiran bahwa Anas dijadikan sebagai role model atas kasus yang menimpa mereka. Anas saja "berhasil" mengapa saya tidak?? Yang hebatnya, "fenomena anas" ini tidak hanya menimpa Kepala Daerah yang tertimpa masalah hukum. Gubernur DKI Fauzi Bowo dan Gubernur Jatim Soekarwo sudah "pasang kuda-kuda" pindah ke demokrat tahun ini. Entah apa yang dibenak mereka, ingin terpilih kembali lewat Demokrat atau menginginkan "soft landing" jika tidak menjabat lagi....? Lanjutkan.........

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun