Mohon tunggu...
F. Norman
F. Norman Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Pemerhati Sosial dan Politik Amatiran....

Selanjutnya

Tutup

Politik

105 Blok Migas Sumber FULUS Militer Myanmar, Negara Mana yang Terlibat?

15 September 2017   12:37 Diperbarui: 19 September 2017   13:13 1281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Negara Penguasa 73 Blok Migas Yang Aktif (dok: olahan dari opendevelopmentmyanmar.net)

Penulis telah menurunkan dua tulisan seputar Cleansing Ethnic Rohingya di Myanmar, yaitu "Rohingya Diusir Demi Ladang Gas Di Rakhine 1 dan 2". Inti kedua tulisan tersebut adalah adanya keterkaitan terusirnya etnik Rohingya dengan kombinasi serakahnya Junta Militer Myanmar serta rakusnya negara besar sekeliling Myanmar dengan energi terutama China (timur Myanmar) dan India (barat Myanmar).

China lewar Menlu Geng Shuang dan India lewat PM Modi terang-terangan kepada media internasional membela operasi militer Myanmar yang memicu 400 ribu etnis Rohingya mengungsi terutama ke Bangladesh sejak 23 Agustus yll. 

Contohnya Menlu Geng dalam konferensi pers rutin di Beijing pada 12/9,"Kami mendukung upaya Myanmar dalam menegakkan perdamaian dan stabilitas di Rakhine. Kami berharap ketertiban dan kehidupan normal di sana akan kembali pulih secepat mungkin," imbuhnya. "Kami pikir komunitas internasional seharusnya mendukung upaya Myanmar dalam melindungi stabilitas pembangunan nasionalnya," tandas Geng.

Kembali ke judul tulisan diatas, Junta Militer dengan cerdik memainkan kartu "diplomasi sumber daya alam" untuk mendapatkan dukungan politik dan ekonomi bagi Myanmar. Dari data yang penulis olah dari situs opendevelopmentmyanmar.net, ada total 105 blok Migas disana.

Asal anda ketahui, Pertamina-nya Myanmar MOGE (Myanmar Oil and Gas Enterprise) yang dipunyai dan dioperasikan Militer Myanmar ikut bermain di bidang ini, terutama dalam proyek skala besar seperti Shwe Project di Rakhine. Yang mana 80% gasnya (400 juta kaki kubik per hari) di alirkan lewat pipa dari Rakhyu Phyu Rakhine ke Yunan China selama 30 tahun.

Ladang Gas Raksasa Shwe Gas Project dan Pipa Minyak dan Gas dari Kyaukpyu, Rakhine Myanmar dan Ruili, Yunan Cina (dok: Reuters/Shwe.org)
Ladang Gas Raksasa Shwe Gas Project dan Pipa Minyak dan Gas dari Kyaukpyu, Rakhine Myanmar dan Ruili, Yunan Cina (dok: Reuters/Shwe.org)
Dari 105 blok migas tersebut, ada beberapa catatan penting sbb:
  • Sebanyak 73 blok (70%) sudah beroperasi.
  • Blok tertua adalah mulai beroperasi pada tahun 1996 sampai yang terbaru tahun 2014.
  • 25 blok berada di Provinsi Rakhine dimana etnis Rohingya berada.
  • 89 blok (84%) ditemukan mulai tahun 2012 keatas, asal anda ketahui tahun 2012 itu adalah tahun dimana partainya Suu Kyi NLD ikut pemilu sela yang akhirnya NLD mendapat kemenangan besar dan Suu Kyi terpilih jadi anggota parlemen.

Negara Yang Menikmati

Dari menilik perusahaan pemegang blok migas yang mempunyai saham terbesar, ada 23 negara yang ikut mencicipi manisnya Migas Myanmar, jika menilika asal perusahaan non pemegangsaham mayoritas ada tambahan 2 negara lagi yaitu Jepang dan UAE.

Dari tabel diawal tulisan ini anda bisa lihat, negara tetangga di sekitar Myanmar (Asean dan Non-Asean) adalah yang paling menikmati gurihnya Migas Myanmar. Jika anda telusuri pemberitaan media asing atau nasional, anda bisa mengetahui negara yang punya banyak blok Migas di Myanmar cenderung santun terhadap Myanmar akan krisis Rohingya.

Malah Norwegia yang menganugrahi Suu Kyi Nobel Perdamaian, ikut juga berinvestasi di Laut Dalam lepas pantai Rakhine lewat Pertamina-nya Norwegia (Statoil) yang bermitra dengan Conoco Philips (AS) di blok AD-10. 

Dengan penjelasan diatas, saya harap Kompasianer akan mempunyai gambaran yang jelas bahwa Diplomasi Migas Junta Militer Myanmar boleh dikatakan berhasil saat ini. Terbukti negara-negara yang berinvestasi disana ada yang sebagian mendukung terang-terangan operasi militer di Rakhine sampai yang diam-diam sampai"hampir nyaris tidak terdengar" suaranya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun