Mohon tunggu...
Feri Nugroho
Feri Nugroho Mohon Tunggu... Traveler -

"Nothing is impossible as long as we try". instagram : feri_nugroho

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menggapai Puncak Gunung Berapi Tertinggi Kedua di Sumatera

8 Agustus 2016   02:00 Diperbarui: 12 Agustus 2016   11:10 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(dari kiri ke kanan bawah : Helen, Hardianto, Mace Ocha, Siti, Dwi dan Kim, dari kiri ke kanan atas : Al, Vika, Mace Echy, Feri, Hafiz dan Delta)

Ngomongin provinsi Sumatera Selatan pasti langsung terbesit Kota Pagaralam bukan Kota Palembang khususnya di kalangan para pendaki, what’s happening?

Karena di Provinsi Sumatera Selatan khususnya di Kota Pagaralam terdapat gunung berapi tertinggi kedua di Pulau Sumatera setelah Gunung Kerinci di Provinsi Jambi yang berbatasan langsung dengan Provinsi Sumatera Barat yang memiliki ketinggian 3.805 mdpl. Nah, Gunung Dempo ini sendiri memiliki ketinggian 3.159 mdpl. Pada kesempatan ini tepatnya tanggal 15 Juli 2016 lalu, saya berkesempatan untuk melakukan pendakian bersama teman-teman saya ini.

Dari sini kami berjalan menuju titik pendakian di Kampung IV. Kenapa kami berjalan dan tidak naik truk teh ataupun kendaraan lain? Karena alasannya yaitu hitung-hitung pemanasan sebelum pendakian :D

Setelah kurang lebih 1,5 jam berjalan menikmati hamparan kebun teh dan diguyur hujan kami sampai di Balai Penginapan Kampung IV.

briefing sebelum muncak esok pagi
briefing sebelum muncak esok pagi
Di sini kami istirahat dan melakukan registrasi pendakian Gunung Dempo di keesokan harinya.

Okay, tepat pukul 08.00 WIB kami mulai berjalan menuju titik awal pendakian Gunung Dempo,

Nah, fotonya kurang 1 personil karena jalan duluan :D
Nah, fotonya kurang 1 personil karena jalan duluan :D
Ini di tengan perjalanan menuju pintu rimba. It’s beautiful view…

Setelah dari pintu rimba kita menuju Shelter 1, dan di sinilah petualangan dimulai. Perjalanan ke Shelter 1 kami memakan waktu kurang lebih 3 jam, dan setelah tiba di Shelter 1 kami istirahat, makan dan tidak lupa sholat dzuhur.

Dan setelah ishoma selesai, kami rapat sebentar karena dilihat dari waktu perjalanan dari pintu rimba ke Shelter 1 memakan banyak waktu dan di tim kali ini lebih banyak cewek daripada cowok, alhasil didapat kesimpulan saya dan Al sebagai pembawa tenda harus naik cepat meninggalkan ke 10 teman kami serta saya dan Al setelah mendirikan tenda akan turun lagi menjemput ke 10 teman kami, karena agar setibanya di atas ke 10 teman kami ini bisa langsung istirahat dan tidak kemalaman saat mendirikan tenda. 

Karena pemasangan tenda di malam hari di Pelataran Dempo suhunya sangat dingin yang membuat susah badan untuk menahan hawa dingin karena yang kelihatannya mudah, tetapi pada saat badan mulai bergoyang (kedinginan) tanpa dikehendaki maka yang terlihat mudah pada saat pendirian tenda akan agak sedikit susah karena tidak berhentinya badan bergoyang  :D

Okay, dari Shelter 1 ke Shelter 2 kami tempuh kurang lebih 3,5 jam, istirahat sebentar dan lanjut lagi ke Top Dempo. Dan tanpa dinginkan di persimpangan sebelum batu cadas kami salah ambil jalur, yaps… kami mengambil jalur kiri yang seharusnya kanan dan ini merupakan bekas jalur pendakian lama alhasil kami menemukan jalan buntu, jalannya sudah tertutup oleh ranting-ranting pohon yang lebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun