Mohon tunggu...
LaToSu News
LaToSu News Mohon Tunggu... Jurnalis - Pers

HIDUP DAN ANUGERAH

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pemerintah dan Dinas Terkait Belum Ada Reaksi Berarti tentang Masalah Jembatan Si22 Parapat

17 Januari 2019   00:27 Diperbarui: 17 Januari 2019   01:26 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parapat.  Setelah 1 bulan kejadian berulang tertimbunnya jembatan si22 Parapat dari material longsor di perbukitan Desa Sualan Bangun Dolok sampai saat ini tgl 15 Januari 2019 masih belum ada reaksi cepat dari Dinas terkait bagaimana mengatasi bencana tanah longsor ini. 

Baik dari perbukitan ataupun di sekitar jembatan, hanya masih sebatas survei dan termasuk berbagai wacana untuk pembuatan jembatan baru dan pengorekan kolong jembatan.Wagubsu yang sering disapa Ijeck melakukan survei dijembatan si22 pada tgl 12 Januari dan berjanji akan menangani permasalahan jembatan si22 dan termasuk memanggil kadis PU untuk kordinasi tentang teknis penanganan dilapangan nantinya.

Masih sebatas harapan dan sambil menunggu janji dari Pak wagubsu, mulai dari kejadian longsor dan sampai saat ini penanganan dilapangan masih dilakukan dengan swadaya oleh tim relawan yang berasal dari masyarakat setempat,uspika Girsangsipangan Bolon, aparat keamanan (TNI/POLRI),perusahaan sekitar Parapat,hotel & Restoran,komunitas,OKP,dll. 

Semua melebur menjadi satu team Mitigasi tanpa mengenal lelah,demi kenyamanan dan kelancaran arus lalulintas di jembatan si22,ada perusahaan yang menyumbangkan alat berat,komunitas dan masyarakat menyumbangkan makanan dan minuman,dan juga spontanitas pengumpulan dana dari tim mitigasi sendiri untuk dapur umum di posko jaga.

Salah seorang warga parapat yang tidak mau disebut namanya,menyayangkan tidak adanya tindakan reaksi cepat dari dinas terkait termasuk BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan dinas sosial Pemprovsu atau Simalungun. 

"Kenapa Masyarakat dan petugas lapangan yang dibebankan lagi,biasa dinas sosial atau BNPB ada anggaran untuk membuat dapur umum kalau bencana seperti ini karena 24 jam harus ada team yang berjaga/piket,kalau tidak bisa saja suatu waktu material turun tanpa ada yang mengetahui dan memakan korban jiwa,ditambah lagi karena jalan ini sangat vital di daerah wisata yang katanya super prioritas jadi seharusnya pemerintah lebih tanggap dalam kejadian ini."

Koordinator tim mitigasi Pak Harianto Sinaga yang secara spontanitas dan mengeluarkan banyak energy dan waktu membentuk serta mengkordinir team ini sangat berharap ada perhatian istimewa dari dinas terkait terhadap kejadian ini sehingga bisa menjadi pembelajaran tentang perlu dibentuknya satu team permanen mitigasi bencana di kawasan danau toba kedepannya. 

Yang bertujuan untuk mengurangi risiko bencana, baik secara struktur atau fisik melalui pembangunan fisik alami dan/atau buatan maupun nonstruktur atau nonfisik melalui peningkatan kemampuan & SDM menghadapi ancaman bencana yang sewaktu waktu akan datang. Terlebih Kawasan Danau Toba adalah daerah super prioritas pariwisata. 

Jadi dengan adanya tim Mitigasi bencana maka para pengunjung diharapkan merasa nyaman berwisata di kawasan danau toba, apalagi diharapkan adanya media yang saling sinkron dan update terhadap apa yang terjadi di lapangan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun