Mohon tunggu...
Ferika Sandra
Ferika Sandra Mohon Tunggu... Penulis - Mahasantri Kontemporer

Saat ini sedang dalam masa inkubasi di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang - Jawa Timur

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Aturan Tur Studi Butuh Evaluasi

14 November 2019   00:50 Diperbarui: 14 November 2019   06:41 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kecelakaan bus. Oleh: Didie SW melalui KOMPAS.com

Kecelakaan tunggal bus pariwisata rombongan siswa SMA Negeri 2 Genteng di Desa Sukosari, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur Oktober lalu perlu menjadi perhatian kalangan pendidik di Banyuwangi. Sebanayak 20 siswa dari 46 penumpang mengalami luka-luka. Beruntung, tak ada korban jiwa.

Melansir Radar Banyuwangi edisi Senin, (20/10/2019) bus pariwisata bernomor polisi H 7735 UA itu hendak menuju ke beberapa tujuan, di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada dan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) untuk kegiatan tur studi.

Namun nahasnya satu bus dari lima bus yang berangkat mengalami selip pada ban saat mendahului sebuah truk di Jalan Raya Desa Sukosari, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang hingga masuk ke parit dan terguling.

Hal ini tentunya perlu menjadi bahan evaluasi bagi pemangku kepentingan guna meninjau ulang kurikulum yang mengatur tentang tur studi. Sehingga jaminan keamanan dan keselamatan pelajar dalam pelaksanaan kunjungan tersebut bisa terjaga. 

Mengingat kegiatan macam tur studi di Banyuwangi sendiri seperti sudah menjadi tradisi yang terus berlanjut disetiap tingkatan sekolah. Bagi pelajar, acara tersebut laiknya hal yang prestisius, sehingga semakin jauh kota yang dituju justru semakin baik.

Meski sempat mendapat keluhan dari wali murid saat dilakukan pertemuan dalam rapat komite sekolah karena besaran biaya yang harus dibayarkan. Pun hal tersebut tidak mengurungkan agenda yang biasanya memang sidah dijadwalkan oleh pihak sekolah. 

Padahal Kepala Cabang Dinas Pendidian (Cabdispendik) Jawa Timur Wilayah Banyuwangi, Istu Handono saat dikonfirmasi Radar Banyuwangi mengatakan jika tur studi tidak diwajibkan oleh Dispendik Jawa Timur. Pasca insiden tersebut pihaknya juga akan mengevaluasi kurikulum tur studi yang berlangsung di Banyuwangi.

Prioritas Keselamatan

Ditinjau dari penting tidaknya kegiatan tersebut, sepengalaman penulis memang cukup bermanfaat apalagi jika kunjungannya menuju ke tempat yang linier dengan proses pembelajaran di Sekolah. Selain itu, aspek wawasan yang diberikan juga menjadi cara untuk pelajar menentukan arah pasca lulus sekolah.

Pun kegiatan yang bermanfaat sudah seharusnya memikirkan fasilitas keamanan dan keselamatan agar selalu terjaga. Seperti tur studi yang penulis lakukan di medio 2016 dengan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai tujuan.

Kala itu selurus siswa dan dewan guru sepakat memilih moda transportasi Kereta Api Indonesia (KAI) guna sampai kelokasi.

Pemilihan kereta api ini bukan tanpa alasan, selain Banyuwangi yang dilewati rute KA Sritanjung relasi Banyuwangi - Yogyakarta aspek keamanan juga menjadi pemilihannya.

Selain itu, angkatan tahun sebelumnya juga menggunakan transportasi yang sama dan cukup memerikan beragam aspek yang dibutuhkan peserta tur studi.

Selain aspek keamanan, esensi dari kegiatan tur studi juga perlu ditekankan kembali. Mengingat tidak sedikit kunjungan hanya menitik beratkan pada jauhnya tempat yang dituju tanpa ada esensi yang akan didapatkan.

Sama halnya dengan keterlibatan siswa untuk turut serta dalam urun rembung dalam pembahasan pra acara dengan tidak menafikan hakikat dari kegatan itu.

Tur studi yang berlangsung tiga hari dua malam tersebut juga memberikan banyak pengalaman bagi penulis hingga memiliki cara pandang yang berbeda pasca kegiatan berlangsung. Meskipun tidak dipungkiri jika ingin lebih efisien kegiatan serupa juga bisa dilakukan dengan memilih tempat yang lebih dekat.

Semisal memimilih tujuan Jember atau Bali sebagai lokasi untuk tur studi. Mengingat tidak sedikit tempat-tempat yang penulis temui di Yogyakarta ada juga di dua lokasi tersebut. Namun kadang realitasnya berbeda, tempat tujuan yang terlalu dekat sering tidak akan dipilih oleh mayoritas siswa.

Perkembangan pembangunan di Banyuwangi juga seharusnya diapresiasi dengan memasifkan kunjungan dibelbagai aspek. Jika kembali pada esensi kunjungan tur studi maka menurut penulis tidaklah perlu jauh-jauh untuk melakukan kunjungan luar kota yang terkadang biayanya akan membebai orang tua.

Esensi Kegiatan

Pihak dewan guru juga bisa memberikan pemahaman tentang esensi kunjungan tersebut agar tak melulu selalu memilih kota lain sebagai tujuan. 

Setali tiga uang dari kalangan pelajarnya juga perlu diberikan penyadaran. Mengingat tak sedikit jauh dekatnya kunjungan juga bergantung dari kekukuhan pelajar.

Nahasnya tidak sedikit pelajar yang memiliki cara pandang berbeda tentang pelaksanaan tur studi. Meski penulis tidak menafikan bahwa komposisi kunjungan tersebut juga memiliki persentase untuk mengunjungi tempat wisata. Namun hal tersebut seharusnya tidak dijadikan seluruh pandangan umum ketika kegiatan berlangsung.

Sebab jika sudah berfikir tenang wisatanya saja, dikhawatirkan hakikat dari kegiatan tur studi akan terdegradasi. Selain itu, upaya pelibatan orang tua dalam rapat komite sebelum kegiatan berlangsung juga harusnya menjadi apresiasi tersendiri. 

Hal ini perlu dilakukan guna menghindarkan sekolah dari pelanggaran Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Serta peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 75 tahun 2016 tentang komite sekolah.

Kedepan evaluasi yang dilakukan oleh Cabdispendik Wilayah Banyuwangi bisa memberikan titik tengah yang juga tidak merugikan bagi murid dalam hal memperoleh wawasan dalam kegiatan tur studi. Serta tanpa mengesampingkan aspek keamanan dan keselamatan dalam perjalanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun