Mohon tunggu...
Aulia Fauhan Firdausyi
Aulia Fauhan Firdausyi Mohon Tunggu... Mahasiswa - newbie

Hello everyone! Welcome to my page!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Masyarakat Madura di Berbagai Kota di Indonesia

30 November 2021   06:10 Diperbarui: 30 November 2021   06:13 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar kata kota? Mungkin sebagian dari Anda membayangkan suatu wilayah yang penuh dengan gedung-gedung tinggi dengan tingkat kepadatan penduduk yang juga cukup tinggi. Namun nyatanya, kota tidak sesederhana itu. Kota memiliki penjabaran yang lebih kompleks.

Menurut Amos Rapoport, kota adalah pemukiman permanen yang relatif besar, padat, dan terdiri dari kelompok-kelompok individu yang heterogen secara sosial. Kota adalah tempat berkumpulnya banyak hal yang beranekaragam. 

Berbagai lapisan masyarakat berkumpul di suatu tempat yang disebut kota. Begitupula dengan kegiatan ekonomi yang saling melengkapi dan saling bergantung. Kota juga merupakan simbol kemakmuran, kesempatan berusaha, dan penguasaan terhadap wilayah sekitarnya. Akan tetapi, kota juga merupakan sumber polusi, kemiskinan dan perjuangan untuk sukses dan berjaya. (Zahnd, 2006)

Terdapat banyak hal yang menjadi ciri khas suatu kota. Salah satunya adalah tingkat kepadatan penduduk yang relatif lebih tinggi daripada wilayah lainnya. Kota sebagai pusat kegiatan dan aktivitas penduduk dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dapat menarik banyak pendatang untuk tinggal dan menetap. 

Selain itu, hal ini juga berkaitan dengan masih banyak ditemukannya pola pikir masyarakat daerah yang beranggapan bahwa mereka pasti bisa sukses apabila tinggal di kota. Biasanya hal tersebut terjadi karena ada kerabat mereka yang sukses di perantauan sehingga timbul keinginan untuk merantau dengan harapan bisa mencapai hal yang sama.

Fenomena pendatang baru dari berbagai daerah tersebut banyak dijumpai di kota-kota besar di Indonesia. Ada banyak sekali perantau dari berbagai daerah yang mengadu nasib mereka di kota-kota besar. Uniknya, dari sekian banyak daerah di Indonesia, salah satu masyarakat daerah yang lumayan terlihat eksistensinya dan juga cukup banyak tersebar di berbagai kota di Indonesia adalah masyarakat Madura.

Masyarakat Madura di perantauan tersebar di seluruh wilayah, khususnya kota-kota besar di Indonesia, dengan berbagai profesi yang sangat beragam. Diperkirakan seluruh masyarakat Madura di perantauan berjumlah sekitar 20 juta jiwa (Ma'arif, 2015). Tersebarnya masyarakat Madura ke berbagai penjuru nusantara ini berkaitan dengan jiwa perantau dan etos kerja masyarakat Madura. Masyarakat Madura terkenal dengan sifatnya yang religius, memiliki jiwa perantau yang tinggi, etos kerja keras, juga memiliki jiwa kewirausahaan yang kuat.

Terdapat banyak hal yang menyebabkan banyak masyarakat Madura, terutama masyarakat di pedesaan, lebih suka meninggalkan kampung halamannya dan lebih memilih merantau ke berbagai penjuru nusantara. Salah satu hal yang paling mendasarinya adalah karena adanya desakan ekonomi. Banyak masyarakat Madura pergi merantau karena adanya keinginan yang kuat dari diri mereka untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik, untuk meningkatkan taraf kehidupan sosial ekonomi mereka sebab sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan di wilayah mereka masih relatif minim, kondisi umum Pulau Madura yang kurang mendukung dan kurang berpotensi dalam mengembangkan pertanian, juga pertanian di sana sangat bergantung pada kondisi musim yang tidak menentu.

Menurut Geertz (1983: 12), masyarakat Madura digolongkan sebagai masyarakat yang berbasis tegalan berdasarkan ekologinya. Ekologi tegalan memiliki ciri-ciri antara lain tanamannya sangat bergantung pada curah hujan, jenis tanaman lebih banyak meskipun dengan tingkat produktivitas yang rendah, dan memiliki resiko gagal panen yang besar karena kondisi musim yang tidak menentu. Kondisi ekologi seperti ini tentunya mempengaruhi kehidupan ekonomi mereka. Faktor ekonomi inilah yang menjadi penyebab banyak ditemukannya migrasi masyarakat Madura ke berbagai wilayah di Indonesia, khususnya kota-kota besar, dari dulu hingga sekarang. Maka dari itu, sudah bukan menjadi hal aneh lagi bahwa masyarakat Madura bisa ditemukan dimana saja. Seringkali mereka berprofesi di sektor informal seperti sebagai pedagang ataupun penjual jasa.

Di sisi lain, walaupun jiwa merantau masyarakat Madura sangat kuat, keberadaan masyarakat Madura di wilayah perantauan terkadang bisa menyebabkan masalah sosial di saat mereka harus berhubungan dengan penduduk lokal. Dalam beberapa kasus, hubungan sosial tersebut bahkan berujung pada konflik yang tragis. Contohnya seperti peristiwa antara masyarakat Madura di Sambas, Sampit, serta di beberapa tempat di Jakarta.

Pola sosialisasi masyarakat Madura menghasilkan individu yang mandiri, percaya diri, dan  berjiwa individualistis yang cenderung lebih tinggi dibandingkan masyarakat setempat. Bagi beberapa masyarakat Madura, seorang lelaki sejak kecil telah dididik oleh orang tuanya bahwa mereka harus berani meninggalkan kampung halaman. Hal ini dapat menimbulkan berbagai stereotip oleh masyarakat daerah lainnya bahwa masyarakat Madura bersifat keras dan kasar di perantauan. Namun hal tersebut tidak sepenuhnya benar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun