Mohon tunggu...
Ferdi Rosman Feizal
Ferdi Rosman Feizal Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis lepas

Idealisme dan Nasionalisme untuk dasar kemajuan Bangsa dan Negara

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jadikan Desa Oeseli sebagai Desa Wisata Bahari

4 Oktober 2017   02:47 Diperbarui: 4 Oktober 2017   02:47 1502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senja di Pantai Oeseli

Destinasi Wisata di Indonesia semakin hari semakin banyak terutama ke daerah-daerah terpencil dengan sebutan 'Hidden Paradise' dan hanya para petualang sejatilah yang dapat menjangkaunya. Sementara para wisatawan domestik apalagi wisatawan mancanegara mungkin enggan untuk mendatanginya karena khawatir terhadap perjalanannya, penginapannya juga makanannya.

Sebut saja, Desa Oeseli  di Kecamatan Rote Barat Daya Kabupaten Rote Ndao Nusa Tenggara Timur yang memiliki pemandangan yang sangat menakjubkan dengan Sunsetnya yang indah jarang dilirik oleh wisatawan domestik. Hal ini wajar karena letak Desa Oeseli yang berada di Ujung Pulau Rote yang merupakan salah satu Pulau paling Selatan Indonesia ini yang berbatasan dengan Negara Tetangga Australia. Tapi jangan kaget, jika ternyata Desa Oeseli ini bisa dijangkau dari Jakarta atau Surabaya dalam satu hari, dibandingkan dengan tujuan wisata ke Pulau Miangas yang merupakan pulau paling utara di Provinsi Sulawesi Utara yang berbatasan langsung dengan Negara Tetangga Philipina yang membutuhkan waktu sedikitnya 2 hari karena menyesuaikan dengan jadwal penerbangan setelah dibukanya Bandara baru di Pulau Miangas, apalagi jika melakukan perjalanan laut menggunakan  Kapal PELNI atau Kapal Perintis akan memakan waktu yang lebih lama lagi.

Untuk menuju Desa Oeseli, wisatawan domestik maupun mancanegara bisa berangkat menggunakan penerbangan paling pagi dari Jakarta atau Surabaya ke Kupang dan siangnya langsung melanjutkan perjalanan dengan Kapal Cepat Express Bahari ke Pelabuhan Baa di Pulau Rote dan langsung menuju ke desa Oeseli, sore hari sudah bisa sampai dan menikmati Sunset.

Ide pembentukan Desa Wisata Oeseli ini muncul ketika kami datang ke pantai desa Oeseli yang menyuguhkan pemandangan yang sangat menakjubkan setelah mengunjungi Pantai Nembrala yang terkenal dengan ombaknya yang menjadi destinasi wisatawan mancanegara yang hobby surfing. Disana, di Pantai Oeseli yang indah ini dengan sunsetnya kuning kemerahan terlihat anak-anak negeri ceria mandi di laut yang ombaknya tenang, sementara orang tuanya menyaksikan dengan santainya di tembok-tembok pantai, tapi tidak ada penginapan disana demikian juga rumah makan sehingga jarang wisatawan yang berkunjung kesana. Berbeda dengan di desa Nembrala yang sudah terlihat ramai dengan penginapan dan homestay beserta rumah makannya.

Usaha Desa Wisata Oeseli ini akan melibatkan banyak orang yang setidaknya akan meningkatkan ekonomi masyarakat desa, mulai penjemputan di Bandara Eltari Kupang, singgah di Rumah Makan di Kupang, pengantaran ke Pelabuhan Kupang, Penjemputan di Dermaga Baa, pengantaran ke Desa Oeseli, menginap di Homestay di Desa Oeseli, menyediakan makanan 'Sea Food' Khas Desa Oeseli sampai ke Penyewaan Perahu Nelayan dan penyewaan kendaraan.

Ide usaha ini berawal dari tingkat ketertinggalan desa yang berada di Garis Depan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kemudian dijadikan etalase Indonesia di bagian Selatan dengan menyuguhkan fasilitas yang layak untuk suatu destinasi wisata bahari baru di Kawasan NTT yang dicanangkan Menteri Pariwisata yang dikelola warga setempat sebagai pelaku untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat.

Diawali dengan renovasi rumah warga setempat 'Rumah Adat Rote' yang khas menjadi homestay yang layak inap dengan merenovasi ruangan dan kamar-kamarnya dan menambahkan tempat tidur yang layak termasuk kamar mandi yang dilengkapi dengan alat penerangan. Tidak perlu memungut biaya yang besar seperti hotel, cukup 100-200 ribu per-rumah/malam tapi pemilik rumah mendapatkan nilai tambah dari penyedian minuman/makanan khas desa Oeseli seperti makanan hasil laut / seafood, kelapa muda dll.

Minimal telah tersedia 10 Rumah Warga yang telah direnovasi dijadikan homestay, usaha ini sudah bisa dijalankan dengan membuat kontak/jaringan dengan mitra usahanya di Kupang untuk penjemputan dan pengantaran dengan menawarkan paket wisata ke Desa Wisata Oeseli.

Banyak kegiatan wisatawan di Desa Wisata Oeseli yang bisa ditawarkan kepada wisatawan, seperti menikmati Pemandangan laut di Pantai Desa Oeseli yang telah dipasang tulisan sebagai foto spot untuk selfie, berenang / mandi air laut di perairan Pantai, ikut menanam / panen rumput laut, Naik/Sewa Perahu Nelayan untuk menikmati pemandangan laut di sekitar desa atau memancing ikan atau Pulau Ndana, Pulau paling selatan Indonesia. Bagi yang ingin surfing, wisatawan bisa diantar menggunakan kendaraan sewa ke Pantai Nemberala atau Pantai Boa dan kembali menginap di Rumah. Untuk kegiatan keseharian di Desa, wisatawan bisa diajak menenun kain khas Rote, membuat Topi Ti'ilangga dan alat musik Sasando.

Sementara untuk mengisi kegiatan pada malam hari bisa diisi dengan kesenian khas tradisional setempat yang menyuguhkan berbagai tarian, musik dll tentunya untuk menyuguhkan hal ini wisatawan dipungut biaya tertentu sekedar uang lelah anak-anak.

Modal usaha ini tidak terlalu besar, cukup merenovasi rumah pada awal dan selanjutnya tidak diperlukan lagi. Karena semua sudah tersedia, seperti perahu, alat tenun dll semantara untuk sepeda motor dan mobil bisa dilakukan dengan pola kontrak, ada wisatawan deal kontrak.

Soal Renovasi rumah Rote menjadi homestay layak inap memang memerlukan biaya yang tidak sedikit mulai dari penataan kamar-kamar tidur beserta perlengkapannya, pembuatan kamar mandi dan wc nya hingga penyediaan penerangan yang belum tersedia. Di salah satu desa wisata di kawasan Purwakarta Jawa Barat, biaya untuk merenovasi rumah warga dibantu Dinas Pariwisata Pemda setempat dimana Pemda membantu sekitar Rp. 1-2 juta per-rumah untuk biaya renovasi. Tak perlu springbed, cukup dengan tikar / kasur tipis karena wisatawan tidak terlalu membutuhkan, justru mereka sedang mencari sensasi tersendiri ketika datang ke suatu daerah.

Untuk penerangan yang belum tersedia, perlu disediakan listrik alternatif seperti panel surya misalnya yang dilengkapi dengan charger smartphone dan charger battery kamera. Beruntung beberapa rumah telah disediakan penerangan dari panel surya oleh Mahasiswa KKN UNS bulan Agustus 2017 kemarin.

Banyak yang bisa dilakukan oleh warga Desa Oeseli untuk meningkatkan taraf ekonomi warganya salah satunya dengan membangun usaha Desa Wisata seiring dengan meningkatnya minat wisatawan ke daerah-daerah wisata baru yang cukup menantang dan memberikan kesan tersendiri seperti di Desa Oeseli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun