Mohon tunggu...
Ferawaty RosintaIndah
Ferawaty RosintaIndah Mohon Tunggu... Guru - Ibu Rumah Tangga

Menanam kembali untuk hasil yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Barokah LDR-an

20 Februari 2019   14:47 Diperbarui: 20 Februari 2019   15:12 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tahun ini usia saya mencapai angka 40,usia yang matang jika disandingkan dengan kalimat 'life begin at 40' namun sangat belum siap untuk menghadapi tantangan 'Industri 4.0'. Sekilas memang tidak ada yang istimewa untuk sebagian orang yang berusia sama dengan saya  bahkan banyak yang mengumpat diri karena mulai bermunculan garis-garis keriput wajah musuh abadinya wanita.

Bagi saya poin 40 seperti sirine, waspada diri harus ditingkatkan. Jatah usia saya sudah berkurang cukup banyak. meski setengah baya itu 50 tahun, tidak ada yang tahu ketentuan Allah SWT, semoga sisa umur saya bermanfaat. Aamiin.

Bicara soal manfaat dan kebarokahan, Hal ini bisa diawali dari hal kecil yang 'Enggak Penting' atau berawal dari kesulitan seseorang.  Tetapi darimanapun asalnya yang jelas ini telah menjadi 'busur' untuk melesatkan 'Panah Kebaikan' . Sesuatu yang bermanfaat itu terjadi karena hubungan secara langsung, Take and give merupakan bagian dari kebarokahan itu tercipta.

Saling memberi dan menerima sudah lumrah dilakukan oleh kita sebagai manusia apalagi Di era digital sekarang ini, Banyak orang membangun Network untuk memenuhi hasrat ingin memberi dan menerima meskipun hanya sekedar memberi dan menerima 'comment' status di Media Sosial. Hubungan yang terpisah jarak dan waktu namun tak mengurangi esensi dari komunikasi, informasi dapat secepat kilat tersampaikan  seperti halnya komunikasi langsung. 'Long Distance Relationhip (LDR)' bukan masalah lagi untuk sebuah Kebarokahan.

Netizen adalah komunitas 'LDR', Mereka saling memberi dan menerima, selalu bertegur sapa dari kejauhan, mendukung anggotanya setiap saat, dan merindu jika lama tak muncul. Secara tidak sadar sebuah tindakan tanpa syarat yang disebut 'ikhlas' membuat Ide-ide tercipta , Pohon Barokah telah tumbuh seiring berjalanya waktu.

Mungkin ini yang menjadi latar belakang pemberian nama produk Cheese Stick yang diproduksi oleh anak-anak Rumah Tafiz Quran di Bandung, diberi nama Cheese Stick LDR. Saingan dagang yang cukup ketat menuntut mereka harus lebih kreatif agar produk mereka dikenal masyarakat. Selain nama yang unik kemasannyapun cukup apik, Bungkus yang berwarna coklat seperti kertas semen pinggiranya dijahit, dan dilengkapi print-out Ekspresi wajah yang mewakili 3 rasa yang berbeda, Rasa keju Rumput laut (kacamata bulat, bibir tersenyum), Mie goreng pedas(mata merem, bibir terbuka lebar), Balado Daun Jeruk (mata merem, bibir membulat seperti menahan pedas). Nah kalau soal Rasa, anda harus mencoba, Sekali coba pasti nagih minta lagi seperti halnya seseorang yang lagi 'LDR-an' bawaanya kangeee...n terus.

Stick-LDR muncul karena ketekunan dan keinginan untuk berbagi. Sehingga 3 rasa yang dimiliki oleh 'Stick-LDR' diharapkan mampu memikat hati para pelaku 'LDR' baik di dunia Nyata maupun di dunia Maya. 

Penjualan 'Stick-LDR' secara on-line seperti menegaskan jika memang Netizen saling mendukung satu sama lain untuk mencari kebarokahan meski kadang tidak saling mengenal, dengan berbekal kepercayaan antar konsumen dan produsen transaksi berjalan dengan lancar.

Yuk mencari barokah LDR-an dengan ditemani 'Cheese Stick- LDR' Produksi Rumah Tafiz Quran, apalagi selain membantu penjualan produk mereka, kita sekaligus  berinfaq Rp. 1000.

Kompasiana, 20 Februari 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun