Mohon tunggu...
Femila Sefti
Femila Sefti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia

Knowledge doesn't come but you have to go to it (Imam Malik)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kendala Pembelajaran Daring Pada Tingkat Sekolah Dasar Pada Masa Pandemi Covid-19

5 Maret 2021   14:22 Diperbarui: 5 Maret 2021   14:29 1040
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Virus Covid-19 mulai masuk ke Indonesia pada 2 Maret 2020 yang artinya sudah 1 tahun lamanya pandemi Covid-19 belum berakhir di Indonesia. Akibat dari adanya Covid-19 ini berdampak pada pembatasan aktifitas masyarakat di luar rumah, termasuk berdampak di bidang pendidikan yaitu perubahan aktifitas belajar-mengajar. Aktifitas belajar-mengajar dilakukan di rumah yaitu dengan melakukan pembelajaran daring untuk menekan pertumbuhan dan penyebaran Covid-19.

Namun dengan perubahan yang mendadak yang tidak diiringi dengan persiapan yang memadai sebelumnya menyebabkan banyak kegagapan dalam menghadapinya. Pembelajaran daring yang belum dipersiapkan secara matang ini juga berdampak terhadap metode pembelajaran yang dilakukan oleh para tenaga pendidik.

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Tematik Pencegahan dan Penanggulangan Covid-19 (KKN TEMATIK PPD COVID-19) di Bidang Pendidikan dan Ekonomi Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru, terdapat beberapa kendala yang dialami pada kegiatan belajar mengajar pada tingkat SD, yaitu:

1. Pembelajaran hanya dilakukan via whatsapp.

Kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan melalui whatsapp menyebabkan tidak semua murid on time saat pembelajaran dimulai, karena ada beberapa kendala yaitu tidak terpantaunya siswa oleh guru karena guru tidak bisa memantau secara langsung murid-murid yang sedang belajar, lalu ada juga siswa yang tidak mempunyai handphone atau menggunakan handphone orang tuanya sehingga waktu kegiatan belajarnya tidak sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan oleh guru.

2. Berubahnya pola atau jadwal belajar siswa.

Karena pembelajaran yang dilakukan tidak melalui zoom, sehingga kehadiran siswa tidak terpantau dan tidak terpantaunya murid pada saat jam belajar berlangsung. Yang menyebabkan sebagian siswa terlambat bangun dan mengerjakan tugas sesuai keinginannya. Maka berkurangnya kedisiplinan siswa dibandingkan saat sekolah offline.

3. Kurangnya penjelasan materi dari guru.

Pada tingkat SD, tidak sedikit guru yang hanya memberikan tugas kepada muridnya melalui aplikasi whatsapp tetapi tidak ada penjelasan materi sebelumnya. Hal ini menyebabkan siswa kurang paham mengenai materi dan ada beberapa siswa yang enggan dan malu untuk  bertanya kepada guru, yang menyebabkan siswa mencari jawaban yang mudah di internet dibandingkan membaca dari buku yang sudah ada. Sehingga timbulnya rasa malas dari siswa, karena dengan kemudahan akses internet menyebabkan siswa ingin mendapatkan jawaban dengan cara yang instan.

4. Sistem absen belum terorganisir dengan baik.

Dalam kegiatan belajar-mengajar sistem absennya belum menggunakan google form, karena keterbatasan dan kurang pahamnya teknologi dari orang tua maupun siswa. Sistem absen menggunakan google form ini pernah dilakukan, namun tidak berlangsung lama karena alasan tersebut. Maka sistem absen hanya dilakukan melalui aplikasi whatsapp dengan mengisi daftar hadir, namun tidak jarang siswa yang mengisi daftar hadir terlambat dan juga ada yang tidak mengisi. Kurangnya antusias dari siswa ini juga menjadi hambatan bagi pengajar.

5. Tidak ada deadline (batas akhir) pengumpulan tugas.

Karena tidak adanya deadline atau batas akhir dalam pengumpulan tugas, menyebabakan banyak siswa yang mengerjakan tugasnya sesuai dengan keinginannya. Sehingga menyebabkan siswa malas dan tidak disiplin karena tidak adanya tuntutan waktu pengumpulan tugas. Tidak jarang siswa yang tidak tahu prioritasnya, alih-alih mengerjakan tugas terlebih dahulu banyak siswa yang lebih memilih untuk bermain video game dengan teman-temannya, setelah itu baru mengerjakan tugas sekolahnya. Maka dari itu juga diperlukan pengawasan yang lebih dari orang tua saat pembelajaran secara daring ini.

Dari beberapa kendala yang dialami baik oleh guru, siswa maupun orang tua semoga kedepannya kendala tersebut dapat diperbaiki seiring dengan berjalannya waktu. Hal tersebut tidak dapat terwujud apabila hanya salah satu pihak saja berusaha, tetapi harus semua belah pihak yang berusaha untuk memperbaiki agar tercapainya pembelajaran yang efektif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun