Mohon tunggu...
Albert Ardine
Albert Ardine Mohon Tunggu... karyawan swasta -

“Do unto others as you would have them do unto you.”\r\n- Golden Rule -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Air Keras, Senjata Baru Tawuran Pelajar

5 Oktober 2013   11:56 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:58 1196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jumat, 4 Oktober 2013 dunia pendidikan kembali tercoreng. Tawuran antar pelajar kembali terjadi di Jatinegara Barat, Jakarta Timur pukul 6.05 WIB.

Tawuran antar pelajar di area Jatinegara Barat sudah seperti hal rutinitas. Hampir setiap minggu tawuran terjadi di lokasi yang sama sehingga membuat resah pengguna jalan dan pedagang kaki lima. Biasanya pelajar menggunakan batu, sabuk berduri, atau penggaris besi sebagai senjata. Namun tawuran kemarin, salah seorang pelajar menggunakan air keras sebagai senjata. Alarm sudah bebunyi dengan keras yang menandakan rutinitas ini harus segera diberantas karena sudah sampai mengancam nyawa.

Air keras yang digunakan salah seorang pelajar berakibat pencideraan terhadap beberapa penumpang PPD 213. Pelajar tersebut sempat menaiki PPD 213 dan mencipratkan air keras keluar jendela dari dalam bus. Tragisnya, cipratan air keras tersebut mengenai 13 penumpang, 2 diantaranya terancam buta karena mengenai matanya.

Pelaku pelempar air keras sampai saat ini masih dicari oleh pihak kepolisian. Saksi mata mengatakan bahwa pelajar tersebut sempat naik ke PPD 213 dan melempar air keras, kemudian langsung cepat-cepat turun. Betapa sungguh teramat "mulianya" pelajar itu. Lempar batu sembunyi tangan.

Sungguh, pendidikan moral perlu diberlakukan dan ditekankan dalam dunia pendidikan. Pendidikan tidak hanya bertujuan untuk mencetak angka nilai di rapor saja, namun juga pembentukan perilaku. Emotional Intelligence (EQ) juga perlu diperkenalkan di dunia pendidikan. Untuk itulah sekolah-sekolah dibangun, yakni membentuk moral sekaligus memberi pengetahuan kepada pelajar.

Pendidikan di Indonesia seolah-olah lepas tangan begitu saja terhadap perilaku pelajarnya. Tidak ada tindakan nyata bagi pelajar yang terlibat dalam tawuran agar jera.
Mereka ingin mencetak lulusan dengan nilai yang memukau, yang notabenenya mencetak IQ tinggi, namun EQ seperti dikorbankan hanya demi IQ.

Tawuran sudah bukan barang biasa lagi, bahkan sudah menjadi tradisi pelajar. Selain itu tawuran juga dijadikan sebagai ajang ospek siswa baru. Sekolah seharusnya dapat mencium tradisi yang mencoreng dunia pendidikan ini dan menindaklanjuti, namun mereka seperti membiarkan itu terus terjadi. Jelas pihak sekolah seolah-olah lepas tangan, padahal sekolah juga memiliki andil dan pengaruh bagi pelajarnya.

Tawuran kemarin sudah menandakan moral pelajar telah mencapai tingkat kritis atau siaga 1. Tawuran antar pelajar akan menjurus ke tindakan kriminal yang lebih bahaya dengan menggunakan senjata yang lebih berbahaya jika terus dibiarkan tanpa sanksi yang nyata. Ujung-ujungnya pengguna jalanlah yang paling dirugikan, apalagi sampai mengakibatkan kecacatan permanen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun