Mohon tunggu...
Mas Haidar
Mas Haidar Mohon Tunggu... Lainnya - pemimpi layaknya Bung Karno

bukan buzzer, mung seneng komen.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memperhatikan LIPI, Memperhatikan Indonesia

25 Februari 2021   19:27 Diperbarui: 26 Februari 2021   01:21 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

LIPI sendiri memegang peranan penting bagi keberlangsungan ekosistem riset yang ada di Indonesia, meski harus berjibaku dengan banyak permasalahan yang muncul, seperti anggaran pengadaan belanja riset dan pengembangan indonesia yang masih di angka 0,26 - 0,30, alias masih dibawah satu digit, bahkan terbilang masih rendah jika dibandingkan dengan sesama negara berkembang.

Di kawasan ini permasalahan dasar yang dihadapi masih sama, termasuk jumlah sumber daya manusia yang berkecimpung di dunia riset, pun masih terbilang kecil jumlahnya, apalagi mengenai infrastruktur riset yang ada, belum bisa dikatakan cukup memadai.

Namun di tengah semua permasalah tersebut, konsistensi LIPI sebagai lembaga yang terdepan dalam pemberdayaan ekosistem riset di Indonesia tidak pernah surut sedikit pun, bahkan LIPI terus bersinergi dibawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi semakin memantapkan dirinya sebagai hulu bagi ekosistem riset di Indonesia.

Hal itu terbukti dalam kurun 5 tahun terakhir bahwa dunia riset kita mulai mengalami tren kenaikan yang dinamis dengan empat indikator yang menunjukkan hasil cemerlang dibidang riset tersebut, yakni indikator publikasi internasional, jumlah paten dan hak cipta, prototype laboratorium maupun industri, serta jumlah startup company (perusahaan rintisan).

Selain itu LIPI juga semakin mengepakan sayapnya dalam memberikan orientasi dan pendidikan berbasis riset di banyak sekolah dan perguruan tinggi dengan menginisiasi berbagai kegiatan pembinaan, pelatihan dan perlombaan di bidang riset dan inovasi, sehingga mampu melahirkan kaum pemikir dan peneliti bagi keberlanjutan ekosistem riset kita, terlebih menyiapkan generasi yang siap sedia memasuki dan menghadapi tantangan global dan revolusi industri 4.0 yang berorientasi pada inovasi teknologi.

LIPI yang pada dasarnya menjadi think tank, secara garis besar sudah bisa dikatakan totalitas menyelami peranannya, bahkan secara langsung dan terbuka LIPI sudah menyajikan pelbagai riset dan analisis berikut temuan hasilnya dalam hampir semua bidang yang menjadi komposisi dari sebuah negara, mulai dari perekonomian, industri, teknologi, energi, sumber daya alam, pendidikan, kesehatan, politik, hukum, militer, sosial, agama, dan kebudayaan.

Sayangnya apa yang dilakukan LIPI masih dianggap riset dasar yang berkutat pada pemahaman dan penegasan disiplin-disiplin ilmu, belum secara optimal dilanjutkan pada tahapan riset terapan yang secara khusus beroreintasi pada hilirisasi dan komersialisasi riset yang berpengaruh bagi sebuah kebijakan.

Hal ini tidak lain dan tidak bukan disebabkan oleh kementerian dan lembaga pemerintah yang sejatinya menjadi knowlodge usersbelum secara optimal mengkonsumsi temuan riset tersebut.

Akibatnya, temuan tersebut hanya berakhir pada lemari gudang penyimpanan dan berdampak negatif dengan masih kita temukan banyak ketidaksesuaian kebijakan dengan keadaan di lapangan.

Pada akhirnya kemampuan LIPI sebagai yang terdepan dalam hal riset dan inovasi berkelanjutan tidak bisa kita sangsikan, hanya saja keberlanjutan ekosistem riset dan inovasi tentu tidak kita sandarkan pada LIPI semata atau bahkan lembaga riset lainnya (knowledge producers).

Tetapi, ada campur tangan pihak lain, seperti pembuat kebijakan dan pendanaan (knowledge enablers), kementerian dan lembaga (knowledge users) sampai media dan organisasi sipil (knowledge intermediaries), yang semuanya harus bersinregi dan berkolaborasi menjadi kesatuan ekosistem riset yang unggul didalam bingkai state capacity, yaitu keadaan di mana negara hadir, mengatur dan mengorekestrasikan ekosistem ini agar berjalan dan bekerja dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun