Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Wisuda or Wis Udah: Lulusan or Hajatan, Kudu Piye?

20 Februari 2023   18:00 Diperbarui: 20 Februari 2023   18:07 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Pengen necis tapi takutnya menangis karena tak tahan dengan hasil yang didapat. Kalau sederhana nanti dikira terlalu menghemat dana. Terus terang agak bingung juga sama halnya dengan penulis yang sudah melalui proses wisuda beberapa bulan lalu. Pandemi memang mengubah segalanya tapi tidak dengan kesakralan sebuah momentum. Nyatanya apapun hasilnya mereka tetap bisa menunjukkan pamor atau gengsinya sebesar mungkin. Untung saja saat saya wisuda sudah berlangsung pada sesi luring alias offline. 

Sudah berlangsung di gedung dan dihadiri oleh pendamping yaitu orangtua secara terbatas. Tetap protokol kesehatan namun berlangsung hikmat, tak apalah. Generasi online seperti saya memang musti dihargai secara offline. Terus terang, namanya juga sudah lama tidak bepergian apalagi hajatan. Jadi agak bingung, orang tua juga berpikir momen wisuda harus dirayakan seperti hajatan makanya jelas setelannya menyesuaikan seperti formal jas, berikut dengan atribut yang digunakan. 

Begitu juga yang dialami oleh anak perempuan, pasti mereka menggunakan kebaya atau dress yang terbaik dengan makeup yang sangat modis tentunya sebagai bagian dari tebar pesona. Apalagi jika mereka meraih hasil yang memuaskan, tentu bisa menjadi pusat perhatian pula. So, jangan dilewatkan momen seperti ini. Lelaki demikian, momentum yang sekali seumur hidup jangan sampai dilewatkan, sekalipun ada dalam masa sulit. Tapi tak apalah, mensyukuri segala sesuatu kan memang bisa dilakukan dengan banyak cara. Selagi mampu, ya tetap maju.

Banyak yang bertanya apa yang menjadi atribut saya. Ya, problem bagi semua orang yang sudah lama tak kondangan adalah ukuran baju yang kadung tak muat gegara di rumah saja. Membuat momok tersendiri bahkan pesimis saja tak ada baju yang tepat dengan postur pribadi yang sebenarnya sudah cukup besar namun tak muat. Ya untung saja, masih banyak sekali pakaian dari ayah saya berupa kemeja dan jas yang memang ukurannya sangat besar. Dimana secara postur, ayah saya memang sangat besar sekali. 

Memang warnanya terlalu tua dan karakteristik kemejanya sangat menunjukkan style yang sangat tua (jujur saya tidak bisa spesifik dalam memberi deskripsi tentang baju). Tapi kurang lebih standar lah untuk sebuah hajatan. Untuk jas, sepertinya lebih ke tampilan yang biasa saja. Kalau tidak salah ayah saya menggunakan hanya untuk acara yang sebenarnya tidak begitu terlalu sakral. Ibu saya yang biasanya menyiapkan outfit langsung setuju saja, daripada memang tak ada baju lain. 

Kalau dasi itu yang jadi perdebatan, ibu saya minta yang terang dan ayah saya lebih cocok gelap karena kemeja warna putih. Kalau tidak salah ibu saya lebih sreg ke merah dan ayah saya ke coklat. Ya akhirnya jalan tengah hitam karena lebih netral. Sebenarnya saya juga tidak terlalu mempermasalahkan lagian pakaian yang kelihatan adalah toga wisuda. Wis Udah lah jadinya pusing soal kelengkapan, yang penting tetap rapi dan menunjukkan kesopanan dan kesusilaan. 

Puji Tuhan, setidaknya kerapian saya dalam mengikuti prosesi wisuda yang berlangsung memang melelahkan. Bukan hanya mengingat prosesi wisudanya saja namun perjuangan untuk sampai pada titik terakhir yang sebenarnya adalah awal pembuka karir yang memang sangat panjang dan akan lebih menantang lagi. Intinya tetap mensyukuri saja, mungkin saja kita diberikan kesempatan di waktu mendatang untuk mengikuti wisuda di jenjang berikutnya. Bahkan secara materi kemapanan kita sudah sangat mumpuni, tentu mengalahkan kesan rapi yang hanya terlihat dari luarnya saja. Jadi apapun itu asalkan sopan dan menghargai, itu sudah cukup.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun