Mohon tunggu...
Felix Sevanov Gilbert (FSG)
Felix Sevanov Gilbert (FSG) Mohon Tunggu... Freelancer - Fresh Graduate Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta. Intern at Bawaslu DKI Jakarta (2021), Kementerian Sekretariat Negara (2021-2022), Kementerian Hukum dan HAM (2022-2023)

iseng menulis menyikapi fenomena, isu, dinamika yang kadang absurd tapi menarik masih pemula dan terus menjadi pemula yang selalu belajar pada pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Gagasan Gila Soal Inovasi : SIM dan Paspor Elektrik, Cardless berbasis Aplikasi Gadget

19 Februari 2021   16:36 Diperbarui: 19 Februari 2021   16:40 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SMART SIM atau SIM Elektrik, Inovasi Polri berbasis pada teknologi

ONLINE, DIGITAL, TEKNOLOGI, MASA DEPAN

Mungkin jika berbicara soal 4 kata kunci diatas selalu tiada habisnya, apalagi sekarang telah memasuki masa Globalisasi dimana semua dapat berjalan dengan mungkin terlepas ruang dan waktu yang sangat luas namun bisa terjangkau dengan mudah. Paling tidak memudahkan kita khususnya masyarakat biasa agar mampu menunjang segala kemauan kita tanpa ragu dan rumit mendapatkannya. Semua mungkin bisa dipenuhi oleh karena satu sistem atau jaringan yang sangatlah merata dan juga cepat dimana kita tidak perlu repot lagi memerlukan biaya berlebih untuk menentukan atau membeli sebuah perangkat yang sangatlah rumit dan mengharuskan kita juga melakukan interaksi serta mobilitas tinggi. Cukup dengan alat yang mungkin dirasa sangatlah praktis semua akan terbuka dengan sendirinya. Memang sangatlah individualis memungkinkan kita untuk mengurangi tindakan sosial namun bukan berarti kita berjarak. Ingat berinteraksi sekalipun bersosial sekalipun tidak harus jauh bertemu namun makna yang ingin ditampilkan sehingga punya nilai manfaat bagi sebuah aktivitas tersebut. Itulah menjadi dasar dari Revolusi Industri yang sudah gencar dilakukan hingga generasi 4.0 ini semua berdasarkan asas kemudahan bukan semata menggerus begitu saja.

Pengantar yang cukup baik yang bisa saya sampaikan mengenai perkembangan teknologi pada dewasa kini. Seolah kita tidak percaya zaman berkembang secara pesat hingga tak terbayang sudah berapa banyak esensi kehidupan kita yang berubah begitu saja dan tentu sejatinya mengacu pada perkembangan positif. Misalkan dengan modal gadget yang kita miliki awal kita hanya paham bahwa itu adalah alat komunikasi saja secara 2 arah namun kita tak tahu bahwa dengan perangkat yang kian lama kian praktis oleh karena ukurannya juga semakin lama semakin kecil, bukan lagi berbasis tabung besar dalam komputer melainkan jaringan seluler yang tipis berbasis gawai seperti Android, IoS dan sebagainya. Selagi ada sinyal, sensor yang merespon dan membuat sebuah pantulan jaringan digital maka semua mampu bergerak begitu saja bahkan kita tidak repot lagi karena sistem telah berjalan sepenuhnya. Dengan jaringan seperti internet, selagi mampu terhubung dengan baik seakan dunia sepenuhnya pula menjadi milik kita. Sangatlah nyaman bukan?

Ilustrasi soal Internet of Things dimana semua sudah terhubung dengan mudah lewat jaringan internet
Ilustrasi soal Internet of Things dimana semua sudah terhubung dengan mudah lewat jaringan internet

Apalagi di Indonesia sekarang ini, tentu mengacu pada perekonomian juga berapa banyak yang telah dibantu oleh karena kemajuan yang terjadi di dunia masa kini. Dengan kecanggihan yang ada tentu bukan sekedar bagaimana kita mendapatkan sebuah kemudahan paling tidak aktivitas kita pun menjadi semakin lebih bermakna bahkan bermanfaat bagi banyak orang. Bahkan bukan tidak mungkin Digitalisasi, Revolusi Industri 4.0 atau Globalisasi Teknologi yang terjadi sekarang ini telah berperan penting dalam menciptakan sebuah peluang usaha baru bagi masyarakat apalagi hal ini telah merambah pada sektor ekonomi terkecil yang selama ini telah kita tahu sangatlah sulit untuk berkembang. Namun oleh karena faktor ini telah merambah ditengah sendi usaha mereka, setidaknya apa yang mereka lakukan mampu membuat mereka bangkit dan kuat. Ibaratnya Digitalisasi di masa kini mampu menjembatani perubahan dari masyarakat yang mengalami hidup dibawah garis kemiskinan bisa survive menuju pada perekonomian yang lebih sejahtera. Disamping itu juga terbuka peluang usaha baru bagaimana memanfaatkan potensi yang ada dibarengi dengan esensi kemajuan agar mampu berdaya manfaat lebih bagi semuanya. Itulah yang dinamakan sebagai Internet of Things sebagai bagian dari Globalisasi tersebut.

Maaf sebelumnya jika pengantar saya terlalu membosankan yahh seakan biar semua bisa terbangun benak para pembaca untuk sama-sama memikirkan dan membayangkan gagasan apa yang menarik dan bisa dibahas walaupun terkesan utopis tapi bukan ga mungkin smua bisa terjadi. Bermimpi boleh dong? Gratis kan? Hehehe, seengganya kalo ada yang sudah terbayang dan mau memfasilitasi mimpi kita menjadi sebuah karya yang bagus. Why not?  Oke to the point aja, kita mo bahas soal SIM sama Paspor. Pertama soal SIM, kenapa? Karena sangatlah dekat dong dengan kalangan masyarakat khususnya yang bekerja dengan mobilitas tinggi dan sudah barang tentu punya kendaraan bermotor tentunya (yahh kali kan punya mobil/motor tapi gabisa nyetir gegara gapunya SIM, walau ada tapi lucu sihh). Jadi saya ingin bicara soal gagasan saya terhadap SIM ini walaupun jujur saya belum punya SIM karena selain saya tidak punya kendaraan namun tidak bisa memakainya, cuma belakangan ini yahhh beberapa waktu terakhir saya berpikir tentang kerumitan sistem SIM yang selama ini terjadi mulai alur awal hingga akhir yang seringkali memakan waktu. Mungkin itulah birokrasi, namun bisa dipangkas melalui sebuah skema yang tentu berbasis modernisasi yaitu digitalisasi (nah dah banyak sasi-sasinya nihh pasti kaitan ama sebuah gagasan). Saya sempat berpikir udah 4.0 lhoo kok SIM untuk urusan perpanjang, oke saya bicara perpanjang kalo bikin mengingat ini berbeda dari KTP kan yang seumur hidup sementara SIM adalah lisensi maka harus ada pelatihan dan uji sesuai dengan kemampuan agar layak. Kenapa seakan dipersulit malahan miris karena harus keluar biaya oleh karena administrasi dan semua selalu berbasis pada pemberkasan, gimana orang ga ribet coba? Pantes ada anggapan bahwa negara ini adalah negara berkas. Oke sih, berkas sebagai tanda bahwa kita taat dan tertib pada procedural or adminitrasi. Cuma sebegitu repot dan berbelitnya coba, bahkan dipersulit sehingga muncul celah untuk penyelewengan. Kan ga afdol, apalagi sistemnya kurang begitu transparan apa ga miris coba.

Gagasan soal Revolusi Industri di dunia. Kini sudah sampai pada 4.0 dimana sudah berlandaskan Internet of Things (IoT)
Gagasan soal Revolusi Industri di dunia. Kini sudah sampai pada 4.0 dimana sudah berlandaskan Internet of Things (IoT)

Saya jadi teringat pada janji Kapolri yang sekarang saat Fit n Proper Test di DPR RI, yaitu Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. Beliau dengan berapi-api menjawab semua tantangan yang ada dalam tubuh Polri serta berkaitan dengan tupoksi dalam masyarakat itu sendiri. Beliau sedikit banyak menyentil soal Perpanjangan SIM, STNK, atau BPKB yahhh kurang lebih urusan yang selama ini berhadapan ama Kepolisian lah dalam hal ini yaitu Samsat. Beliau menyoroti sistem yang selama ini berjalan tidak mencerminkan sebuah efisiensi malah terkesan basa-basi. Kurang lebih ini juga menjadi PR beliau memperbaiki seperti ini dalam gagasan besarnya yaitu POLRI PRESISI 4.0 apalagi beliau sempat menyinggung soal kerumunan yang terjadi terkait juga dengan situasi sekarang ini ditengah Pandemi tentu malah menyesalkan jika malah merepotkan, terlepas memang Polri memiliki inovasi bukan sekedar di Kantor Samsat namun ada Samsat Keliling yang terfokus pada beberapa titik keramaian misalkan Mall, Pasar, Kantor, dsb. Cuman kurang lebih belum membuahkan hasil karena birokrasi terkesan masih dipindah tempat tapi alurnya sama saja bahkan kurang lebih malah menyulitkan. Kedepan akan dibuat semacam Platform Digital seperti Aplikasi dalam sebuah Gawai agar mengakomodir kegiatan perpanjangan SIM/STNK/BPKB Online seperti ini, tidak usah repot datang ke Kantor dengan repot membawa berkas yang perlu diurus. Hanya saja untuk bukti konkritnya memang tetap berbentuk surat dan perlu sampai ke tangan pengemudi itu sendiri yaitu dengan sistem Delivery bekerjasama dengan PT Pos hingga layanan titipan kilat lainnya atau bahkan jasa ojek online untuk mengantar sampai ke tujuan. Kurang lebih demikian demi kepraktisan proses berjalan. Ibaratnya kita bisa, selagi bisa dipermudah ngapain dipersulit. Bagus dan patut diapresiasi, selain reformasi lainnya yang berbasiskan Transformasi pada 4.0 seperti Tilang Elektronik yang merata itu juga patut diapresiasi. Cuma saya ingin memberi catatan dengan Digitalisasi seperti ini, dan saya juga ingin menyoroti tentang berita tempo hari lalu mengenai SIM Elektronik (seperti KTP Elektronik berbasis Chip). Nahhh saya mau kasih masukan soal ini.

Pada 2020 lalu Polri sempat meluncurkan terobosan yang dinamakan sebagai Smart SIM, kalo saya liat sih kurang lebih sama kek KTP Elektronik, yaitu ditandai dengan chip yang tentu memastikan SIM ini memiliki sistem yang terkomputerisasi secara real-time dengan Database Polri kemudian juga dengan NIK pengguna (tentu bekerjasama dengan Instansi terkait untuk sinkronisasinya). Kenapa ga dilanjutkan yah? Padahal menurut saya bagus dan tentu menunjang kegiatan atau langkah dari Kapolri yang sekarang ini guna memaksimalkan 4.0 dari Polri Presisi-nya itu. Tidak salah bukan? Bahkan kalo tidak salah nyambung sama rekening bank (bukan ga mungkin, sedangkan KTP Elektronik aja kalo dimaksimalkan bisa aja kok selain nomor HP yang terkoneksi dengan NIK pengguna, masa SIM kaga) kan guna mendukung ETLE atau tilang elektronik juga kedepannya, jadi bisa untuk bayar tilang tuh SIM. Cuma saya mau kasih sebuah gagasan saya yang mungkin saja ‘out of the box’ soal Smart SIM ini, saya mau padu padankan dengan Teknologi Komputer yang selama ini selalu ada dalam genggaman masyarakat yaitu Gadget. Lha bukannya susah? Mangkanya saya sih bukan berbicara sekarang tapi bisa saja masa depan, dan mungkin ini optional bukan substitusi begitu saja menggantikan fungsi SIM bentukan kartu yang ada walaupun Smart yahh. Logikanya aja sih saya berpikir, kalo kita mo perpanjang SIM/STNK/BPKB/SKCK atau minimal SIM lah yang sering dan kepake aja perlu pake platform online, kenapa ga sekalian aja SIM-nya itu dibuat dalam bentuk Online berbasiskan pada Gadget masing-masing. ATM aja bisa berubah fungsi setelah HP bisa M-Banking kok masa SIM gabisa, saya berpikir demikian. Hmmmm

Jadi gini, SIM atau STNK Online sendiri kedepannya bukan lagi berbasis kartu alias cardless yah mungkin biar ramah lingkungan juga walau ada bahan ramah lingkungan. Tapi kan biar lebih praktis kalo semua udah pake gadget apalagi tiap Gadget sendiri sudah canggih karena ada sistem sensor berbasis IMEI yang mungkin bisa kedetect apalagi kalo ada sensornya gitu dan bisa diterima sama Kamera ETLE, semua akan detil kebaca disitu. Jadi ini berbentuk aplikasi yah, dan emang sih waktu diawal kita diharuskan bikin di kantor untuk uji mengingat ini adalah lisensi dan perlu perpanjangan juga. Mungkin pandangan saya lebih baik juga untuk ujian bisa lebih fleksibel ga harus berbasiskan pada Satpas sendiri, melainkan bisa melalui mitra sekolah pengemudi yang bisa melayani jasa untuk pengujian dan pelatihan sebelum memiliki SIM, setelah itu data dari ujian tersebut bisa disinkronkan termasuk dengan berkas seperti KTP (sebenarnya udah cukup apalagi udah E-KTP dimana Databasenya dah kerekam) udah proses via aplikasi, begitu proses yang memakan waktu jam selesai resmi-lah kita punya SIM secara elektrik bukan lagi berbasis kartu melainkan aplikasi Gadget. Tentu ini bisa lebih mudah lagi kedepannya dalam hal perpanjangan, dsb tinggal tambahkan opsi perpanjang sesuai dengan ketentuan berlaku apalagi Smart SIM juga udah menyertakan opsi rekening bank bahkan ini lebih praktis karena melalui HP, bahkan bisa bayar dengan Marketplace Online seperti Bukalapak, Tokopedia, dan mode pembayarannya bukan Cuma M-Banking melainkan Dompet Digital juga bisa, bahkan dapet Cashback lagi. Keren bukan? Mangkanya gadget kalian apalagi kedepan semakin canggih akan sangatlah berguna karena semua kelengkapan atau berkas yang kalian miliki bisa lebih mudah terbawa karena berbasiskan pada data HP, yah paling ga untuk SIM keknya gaakan terlalu memakan ruang atau RAM yang tinggi oleh penyimpanannya, lagian sifatnya optional kok dan bisa aja kita punya cetaknya kalo emang gagitu sreg dengan disimpen dalam bentuk Aplikasi Gadget itu sendiri. bahkan saling nyambung lagi dengan data lain. Kalo menurut saya yang terpenting  selain NIK, No Telepon yahh No Rekening dan itu saling terintegrasi sehingga untuk urusan kedepannya juga mudah misalkan dalam hal tilang, apalagi kedepan gaakan ada lagi ya tilang lewat konvensional semua berbasis elektronik. Dan semua bisa masuk lewat aplikasi e-SIM itu, ada ketentuan or catatan pelanggarannya bisa dikirim lewat situ, selain banyak opsi juga entah SMS/WA atau e-mail. Bahkan bayarnya tinggal transfer (bahkan bisa aja autodebet hehehe disesuaikan dengan kesalahan). Sebegitu transparan bukan? Jadi jelas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun