Mohon tunggu...
Felice Pricilla
Felice Pricilla Mohon Tunggu... Freelancer - Loyalitas untuk kredibilitas mencapai garis akhir

Anak Teknik bisa Sastra. suka nulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Bui Porno(-grafi)

26 Juli 2019   18:44 Diperbarui: 7 Agustus 2019   16:10 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Siapakah gerangan perjaka lain
Yang mengerang disudut kamar gelapnya?
Menonton sandiwara erotis
Demi mengeluarkan bui nafsu yang merajai
Terikat sampai kedua bola mata yang selalu mengekor lekuk tubuh wanita lain   

Membayangkan keparnoan dengan syaraf otak menyusut  
Tanpa sadar ia sudah jatuh kedalam lumpur yang mengancam nyawa birahinya   

untuk menginginkannya lagi dan lagi dengan begitu adiktif dan posesif    
Merayu bahkan memaksa wanita lain membuat nyawa baru didalam tubuhnya.  

Siapakah gerangan wanita lain  
Dalam penasarannya melihat persetubuhan sepasang makhluk yang bermain erotis membuat rebahannya sebagai panggung sandiwara?   

Tubuhnya yang begitu segar bagai lekukkan gitar spanyol ia tiba-tiba benci  

Tubuh lain yang ia inginkan bak mie direbus   

Memandang tubuhnya begitu hina hingga menginginkan pria berhidung belang merajai keperawanannya yang suci    
Hingga ia tak sadar sudah menimang di usia muda.  

Dimana para generasi terbaik sebagai penerus   

Jika tidak bisa menahan birahi sesaat?
Hanya karena tontonan dan cecap ilmu yang kurang
Generasi terdidik pun bisa rusak!

- 'Felice_Pricilla.

"Perhatikan candumu, jangan buat dosa"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun