Mohon tunggu...
Fekarimba SW.
Fekarimba SW. Mohon Tunggu... Pengangguran -

VK

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jualan Keyakinan

28 Februari 2018   17:33 Diperbarui: 28 Februari 2018   18:01 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ket. Gambar: Dok. Pribadi.

Seperti apapun gambar di bungkus mi instan, isinya pasti tidak seperti itu. Tidak ada telur. Tidak ada irisan tomat. Tidak ada potongan sayur segar. Tidak ada - - yang sesuai dengan gambar cuma satu; ada mi nya.

Sebelum dianggap sebagai pembohongan, saya akan membuat pembenaran seperti ini, gambar itu adalah ide bagaimana wujud isinya secara ideal. Atau juga, digunakan sebagai persepsi kenikmatan rasa. Nantinya akan mendapatkan sensasi rasa seakan sedang menikmati hidangan seindah gambarnya.

-- Sulit, lho, menjelaskan tentang rasa dengan media gambar. Karenanya banyak makanan yang disajikan dengan tampilan indah, untuk mengantarkan persepsi tentang makanan itu. Pada akhirmya bertujuan membuat orang yang melihatnya menjadi tertarik.

Pada sisi lain, persepsi juga bisa menimbulkan ekspektasi; harapan. Berharap kenyataan akan sesuai seperti yang dibayangkan. Untuk itu juga tampilan produk dan iklan dibuat dengan cermat. Untuk memancing ekspetasi.

Persoalannya, dapat menjadi kisruh jika yang dibuat produk adalah Agama. Seolah Agama hanya sekedar barang jualan yang ditawarkan keunggulannya kemana-mana. Di buat dengan bungkus yang indah, gambar menarik, warna segar.

Seperti itu mungkin persepsi Agama bagi kebanyakan anak bangsa ini. Sekedar produk bagus yang dijaga. Dihormati tapi tidak dilaksanakan. Dijunjung tapi tidak dihayati. Membuat kita jadi lebih sering membela bungkusnya, karena memang tidak mengerti isinya.

Apapun yang menggunakan atribut Agama, kita anggap sudah pasti berarti Agama itu sendiri. Dari penampilan sosok sampai nama kelompok. Yang penting bagaimana bungkusnya, atribut agama berarti simbol agama, tidak mau melihat lebih dalam lagi tentang isinya.

-- Kita kerap tertipu oleh persepsi kita sendiri. Ekspektasi tentang produk Agama yang diiklankan dengan harga murah. Menjadi murahan.

Kebetulan beberapa teman dalam obrolan membicarakan tentang Muslim Cyber Army, yang kemarin-kemarin diberitakan telah ditangkap anggota-anggota intinya oleh aparat penegak hukum. Saya dimintai pendapat dalam obrolan juga.

Terus terang saya katakan, saya kurang tahu persisnya kegiatan kelompok itu seperti apa. Dalam perspektif keagamaan, tentunya. Karena melihat namanya yang menggunakan atribut sebutan dalam agama, sudah semestinya melakukan sesuatu yang juga mengusung tentang Agama. Seperti itu pemahaman saya.

Namun melihat tuduhan pelanggarannya, sepertinya pidana yang melekat pada kecurigaan kegiatan kelompok tadi jauh dari sifat Agama; Sengaja membuat berita bohong, menyebarkan kebencian buta, menghina, dan melakukan fitnah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun