Mohon tunggu...
Ferra Shirly A.
Ferra Shirly A. Mohon Tunggu... istri yang suka menulis dan minum kopi

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Ketika Bahagia dan Sedih Menyatu dalam Doa

20 Mei 2025   16:20 Diperbarui: 20 Mei 2025   16:24 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi

Sejak 12 Ramadhan, bapak jatuh sakit. Sakit yang perlahan menggerus kekuatan fisiknya, dan tanpa terasa, juga mengoyak hati kami sekeluarga. Sementara itu, tanggal 5 Syawal menjadi hari yang telah lama kami nantikan, hari di mana saya dan suami akan berangkat ke tanah suci.

Namun sungguh, langkah ini terasa begitu berat. Seolah dua rasa saling berebut ruang dalam dada, bahagia yang besar karena diberi kesempatan bisa beribadah di tempat paling mulia, dan sedih yang dalam karena harus meninggalkan bapak dalam kondisi belum pulih. Air mata tak mudah dibendung, terlebih jeda dua hari setelah tiba di Madinah, kami menerima kabar bahwa bapak kembali harus dirawat di rumah sakit. Laa quwwata illa billah..

Di tengah lantunan doa di Masjid Nabawi, di sela-sela thawaf dan munajat, hati ini terus berseru lirih, memohon agar Allah kuatkan hati kami, memudahkan setiap langkah kami, dan melapangkan selalu dada kami untuk bisa menerima setiap takdir-Nya dengan ridha.

Kami meyakini bahwa setiap musibah dan ujian adalah bentuk cinta dan pendidikan dari Allah kepada hamba-Nya. Semoga kami terus dimampukan untuk bersabar, tetap berbaik sangka, dan menjadikan musibah ini sebagai penggugur dosa-dosa kami, pembuka jalan menuju hikmah, serta penguat iman agar bisa menjadi insan yang lebih baik.

Dengan rahmat dan kuasa-Nya, kami berharap penuh agar Allah anugerahkan kesembuhan total kepada bapak, sembuh yang utuh, pulih tanpa sisa, dan penuh keberkahan. Semoga bapak semakin sholih, bertakwa, menjadi qurrota a'yun bagi keluarga, serta selalu dijaga dan ditolong oleh Allah dalam setiap langkah kehidupannya.

Ya Allah, hanya kepada-Mu kami berserah diri. Engkaulah sebaik-baik pelindung dan penuntun. Tak ada doa yang sia-sia di sisi-Mu. Maka dengan segenap harap, kami memohon ampunan, kasih sayang, dan pertolongan dari-Mu.

(Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung.)

(Tidak ada Tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.)

Dan teruntuk teman-teman yang membaca ini, dengan segala kerendahan hati, mohon doakan kesembuhan untuk bapak. Semoga setiap doa tulus dari hati kalian menjadi wasilah yang Allah ijabah, menjadi jalan datangnya kesembuhan, kekuatan, dan keberkahan bagi bapak. Aamiin ya Rabbal 'alamin.

Karena sungguh, ketika orang tua sakit dan kita tak bisa berada di sisinya rasa sedih itu berlipat ganda. Ada kalut yang tak bisa diungkapkan kata-kata.. Jarak seakan menjadi ujian tersendiri, yang hanya bisa dijawab dengan doa-doa panjang dari kejauhan dan keyakinan bahwa Allah tak pernah jauh dari siapa pun yang berserah penuh kepada-Nya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun