Mohon tunggu...
Ferra Shirly A.
Ferra Shirly A. Mohon Tunggu... istri yang suka menulis dan minum kopi

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengukir Syukur Lewat Berbagi: Mendulang Keberkahan di Ramadan

17 Maret 2025   22:32 Diperbarui: 17 Maret 2025   22:32 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sekitar kita, ada banyak orang yang harus berjuang lebih keras demi menghidupi keluarganya. Mereka mungkin tak memiliki pekerjaan yang nyaman, tetapi mereka memiliki kehormatan, mereka tidak meminta-minta, tidak berpangku tangan menunggu belas kasihan. Mereka bekerja dengan segenap tenaga, selama masih kuat dan selama masih halal bagi dirinya dan keluarganya.

Pemandangan ini sering kali menjadi pengingat bagi kita untuk lebih banyak bersyukur. Saat kita mengeluh lelah karena pekerjaan, ada kakek tua yang setiap pagi memikul sayuran dan berkeliling kampung, berjalan kaki di bawah terik matahari. Saat kita merasa pekerjaan kita berat, ada bapak penjual gas yang menuntun sepedanya dengan sabar, berpindah dari satu warung ke warung lain. Saat kita mengeluhkan rutinitas, ada petugas kebersihan yang tak pernah absen menjaga lingkungan tetap bersih, dan bapak-bapak security yang berjaga hingga larut malam demi keamanan tempat tinggal kita. Mereka adalah orang-orang hebat yang mungkin sering kita temui, tetapi tak selalu kita sadari betapa besar perjuangan mereka.

Maka, ketika rezeki datang, apalagi di bulan Ramadan, berbagi menjadi salah satu cara kita menunjukkan rasa syukur. Momen Tunjangan Hari Raya (THR) sering kali menjadi waktu yang ditunggu-tunggu, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan pribadi, tetapi juga sebagai kesempatan untuk berbagi kebahagiaan dengan mereka yang telah bekerja keras di sekitar kita. Meski jumlahnya tak seberapa, selalu ada bahagia tersendiri ketika bisa berbagi.

Namun, dalam berbagi, ada adab dan urutan yang perlu kita perhatikan. Dalam Islam sedekah memiliki prioritas, agar keberkahannya lebih besar dan tepat sasaran:

  • Keluarga Terdekat

Sedekah yang paling utama adalah untuk keluarga, terutama orang tua yang telah merawat dan membesarkan kita. Jika mereka masih hidup dan masih membutuhkan, maka merekalah yang paling berhak mendapatkan kebaikan dari kita.

  • Saudara dan Kerabat

Setelah orang tua, saudara kandung dan kerabat juga termasuk yang perlu diperhatikan, terutama jika ada di antara mereka yang hidup dalam kesulitan.

  • Tetangga dan Masyarakat Sekitar

Islam sangat menganjurkan untuk memperhatikan tetangga, termasuk pekerja-pekerja di sekitar kita yang sering kali luput dari perhatian.

  • Anak Yatim dan Fakir Miskin

Mereka yang kehilangan orang tua dan tidak memiliki sumber penghidupan yang layak adalah golongan yang sangat berhak menerima sedekah.

  • Mereka yang Berjuang di Jalan Allah

Selain itu, Islam juga menganjurkan untuk membantu mereka yang berdakwah, menuntut ilmu, atau berjuang dalam kebaikan.

Berbagi tidak harus selalu dalam jumlah besar, karena yang Allah lihat bukan seberapa banyak yang kita beri, tetapi seberapa tulus dan ikhlas hati kita dalam memberi. Ramadan adalah bulan keberkahan, bulan di mana amal kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Maka, jangan sia-siakan kesempatan ini untuk berbagi, baik kepada mereka yang telah berjasa dalam keseharian kita maupun kepada keluarga terdekat kita.

Karena pada akhirnya, yang kita bagi mungkin hanya sebagian kecil dari rezeki kita, tetapi bisa jadi itu adalah kebahagiaan yang sangat besar bagi mereka yang menerima. 

InsyaaAllah, setiap kebaikan yang kita tebarkan akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lebih indah, baik di dunia maupun di akhirat. Terlebih lagi di bulan Ramadan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun