Mohon tunggu...
Ferra Shirly A.
Ferra Shirly A. Mohon Tunggu... istri yang suka menulis dan minum kopi

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Yatim dan Realita Dunia: Menempa Diri dengan Ketabahan

18 Februari 2025   15:11 Diperbarui: 20 Februari 2025   23:56 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah kau melihat seorang anak kecil yang sepulang sekolah harus berjualan di pinggir jalan, sementara yang lain bisa langsung pulang ke rumah dan menikmati hidangan lezat tanpa perlu memikirkan apa pun? Pernahkah kau melihat seorang anak yang harus memulung membantu mencari uang, sementara yang lain cukup meminta sesuatu kepada orang tuanya dan langsung mendapatkannya? Bahkan, pernahkah kau melihat seorang anak yang terpaksa bekerja dan tak bisa bersekolah karena harus merawat orang tua sekaligus adik-adiknya?

Kehidupan ini tak selalu memberikan awal yang sama bagi setiap orang. Ada yang sejak kecil telah bergelimang kemudahan, ada pula yang harus berjuang lebih keras untuk bertahan. Namun, bukan berarti yang diuji dengan kesulitan adalah yang kurang beruntung. Bisa jadi, justru merekalah yang sedang ditempa untuk menjadi pribadi yang lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih memahami arti kehidupan.

Dunia ini tak selalu seindah yang kau bayangkan. Kadang, kau melihat teman-temanmu yang terlahir di keluarga kaya, mendapatkan segala yang mereka inginkan dengan mudah. Sementara itu, kau ditakdirkan menjadi yatim, tumbuh tanpa kehadiran kedua orang tua yang utuh di sisimu. 

Namun, bukan berarti kau kurang kasih sayang, sebab bisa jadi inilah cara terbaik Allah menjaga dan menghindarkanmu dari hal-hal yang tidak baik. Tidak semua anak mendapatkan orang tua yang mampu membimbingnya dengan benar. Tidak semua anak memiliki orang tua yang utuh walau keduanya masih ada, dan tidak semua orang tua dapat memberikan teladan yang baik. Maka, yakinlah bahwa setiap takdir yang Allah tetapkan, meski terasa berat, memiliki hikmah yang mungkin belum kau pahami saat ini. Setiap ujian dan kehilangan bukanlah tanpa tujuan, dan mungkin inilah cara Allah mempersiapkanmu untuk menjadi pribadi yang lebih kuat dan bijaksana di masa depan.

Dunia ini tak selalu semudah meminta sesuatu, lalu serta-merta diberikan. Dunia ini tak selalu seindah sekedar merasa lelah karena belajar, lalu tertidur dengan nyaman. Dunia ini tak sesederhana menumbuhkan keinginan tanpa dibarengi prinsip dan niat yang benar. Namun, yakinlah, setiap takdirmu adalah baik.

Sejak kecil, kau telah ditempa dengan cara yang berbeda. Kau belajar memaknai hidup lebih dalam dibanding mereka yang hidupnya penuh kemudahan. Kau mengerti arti perjuangan, memahami getirnya bertahan, dan terbiasa menghadapi tantangan dengan keteguhan.

Jangan iri dengan mereka yang hidupnya terlihat mudah, karena mungkin, Allah telah memilihmu untuk perjalanan yang lebih berharga. Setiap kenyamanan yang hilang, setiap kemudahan yang tak kau miliki, sejatinya adalah pembelajaran.

Dunia luar tak selalu baik-baik saja, dan kau sedang dipersiapkan untuk memahami itu lebih dulu.

Lihatlah Rasulullah , teladan utama kita. Sejak kecil, Beliau telah merasakan kehilangan. Ayahnya wafat sebelum Beliau lahir. Ibunya menyusul ketika Beliau masih sangat belia. Kakeknya yang merawatnya pun tak bertahan lama. Beliau yatim sejak kecil, namun justru itulah yang menempa jiwanya. Beliau tumbuh sebagai anak yang mandiri, penuh tanggung jawab, dan pekerja keras.

Saat remaja, Beliau bekerja sebagai penggembala, lalu menjadi pedagang yang jujur dan amanah. Hidupnya tak bergelimang kemewahan, tetapi dipenuhi keberkahan. Saat diutus sebagai Nabi, ujian demi ujian datang silih berganti. Beliau dihina, difitnah, disakiti, bahkan diusir dari tanah kelahirannya sendiri. Namun, Beliau tetap tegar dan terus berjuang, karena Beliau tahu bahwa dunia adalah tempat untuk beramal, bukan sekedar bersantai-ria.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun